Benarkah Selebritis Menjadikan Agama sebagai Formalitas?

Tidak ada yang menyangkal bahwa kehidupan para selebritis sangatlah mengundang decak kagum semua orang. Tidak hanya di dunia, melainkan juga di Indonesia. Banyak harta yang bergelimang dengan banyak kemudahan yang mereka dapatkan. Kehidupan mereka memang selalu menjadi pusat perhatian di masyarakat. Hal itu tidak terlepas dari adanya infotainment. Sekalipun mereka sedang beribadah, peliputan dalam televisi selalu hadir.

Dengan kehidupan seperti itu, selain mengundang decak kagum, namun tidak sedikit yang mencibir. Semua itu terlebih jika dalam hal beribadah. Semua orang tentu sudah mengetahui bahwa ibadah itu merupakan dialog kita dengan Yang Maha Pencipta. Sudah sepantasnya hal itu tidak perlu digembar-gemborkan kepada khalayak ramai. Namun kita juga tidak bisa menyalahkan karena itulah kehidupan para selebritis.

Dari semua itu kasus kehidupan mereka, ada satu yang menggelitik dan rasanya menarik untuk dibahas. Dengan banyaknya harta yang mereka punya, tentu itu memudahkan mereka untuk melakukan banyak hal, termasuk ibadah umrah atau haji.

Ibadah tersebut untuk kita sebagai masyarakat biasa tentu akan cukup memberatkan karena memakai biaya yang sangat tidak sedikit. Bahkan bagi kita, ketika ingin beribadah umrah atau haji sering terkendala dengan materi. Namun tidak demikian dengan selebritis.

Ketika melakukan ibadah tersebut, sudah seharusnya semua syarat yang diperintahkan oleh agama harus dipenuhi, salah satunya dengan menutup aurat. Rupanya para selebritis pun menyadari hal itu. Namun bukan selebritis namanya jika tidak lain dari yang lain dan tidak menimbulkan sensasi di masyarakat.

Salah satu sensasi yang diperlihatkan ialah bagaimana mereka mengenakan busana penutup aurat tersebut. Banyak dari mereka yang mengenakannya dengan segala kemewahannya. Tentu semua pakaian tersebut tidak dapat dikatakan berharga biasa saja.

Namun yang disoroti bukanlah dalam hal berpakaian semata, melainkan kehidupan mereka setelah pulang dari Tanah Suci. Jika bisa berpendapat, tentu perilaku mereka jauh dari yang namanya mabrur. Mabrur sendiri memiliki pengertian adanya efek positif setelah menunaikan ibadah tersebut. Semuanya bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan pribadi.

Kita bisa melihat sendiri bagaimana tidak lama setelah mereka kembali kepada kehidupan normalnya. Kemewahan dan mengumbar aurat banyak dilakukan. Apakah itu yang dinamakan mabrur dalam beribadah umrah atau haji? Apakah mereka hanya mengumbar rezeki dan mengedepankan status di mata masyarakat? Tentu mereka sendiri yang bisa menjawabnya.

Apakah itu yang dinamakan formalitas sebuah agama di mata para selebritis? Apakah mereka masih malu untuk mengenakan pakaian yang seharusnya? Ataukah mereka masih ragu dengan rezeki dari Tuhan ketika mengubah pakaian di depan khalayak?

Semua pertanyaan tersebut sudah sepantasnya menjadi bahan renungan untuk kita semua, tidak hanya para selebritis. Apakah kita ingin bergelimang harta, namun melupakan rambu-rambu agama? Karena sesungguhnya agamalah yang bisa menjadi harta untuk kita semua di masa depan kelak.

Leave a Comment