Kapan Mau Berani Bilang “Tidak”?!

Baik dan bodoh bedanya setipis kulit ari. Ada yang lebih tipis dari itu? Kalau ada, mungkin beda antara keduanya setipis itu. Kesulitan mengatakan tidak menjadi problematika bagi banyak orang.

Berbagai alasan menyertainya. Yang paling dominan adalah rasa sungkan pada orang lain. Lalu, apa kabar dengan diri sendiri?! Jadi, baik dan bodoh seperti dua sisi mata uang logam. Selalu menempel satu sama lain.

Kamu boleh mengatakan ya, selama hatimu juga mengatakan itu. Jika tidak, baiknya katakan tidak. Itupun kalau kamu masih sayang pada diri sendiri. Selama kamu rasa itu gak baik, kenapa harus bilang “Ya!”?! Jangan khawatir, karena tidak semua masalah harus diselesaikan dengan “ya”.

Ada hal-hal yang seolah memenjarakan kamu tanpa terlihat. Ya. Kesulitan untuk mengatakan tidak, adalah salah satu bentuk penjara untuk diri sendiri. Kamu mengekang kebebasanmu dalam bentuk yang paling sederhana.

Coba tanyakan pada dirimu sendiri, kapan akan berani bilang “tidak”? terutama untuk hal-hal yang kamu rasa gak beres, gak sesuai dengan isi hatimu atau gak sesuai dengan sesuatu yang kamu yakini benar.

Ada banyak “keuntungan” yang didapat ketika kamu bisa tegas terhadap pilihan yang ditawarkan.

1. “Iya”mu Bukan Satu-satunya Penentu

Dalam sebuah rapat kamu masih sungkan mengatakan “tidak” padahal ide tersebut bukanlah ide terbaik? Ayolah! Kecuali voting, “iya”mu bukan satu-satunya penentu.

Kamu bisa bebas mengatakan tidak. Jangan lupa sampaikan alasan dan jalan keluar lain yang kamu rasa baik untuk semunya.

Bukan hanya dalam rapat, “iya”mu memiliki peranan yang begitu. Misalnya, teman-temanmu mengajak pergi, dari 10 teman, hanya kamu yang tidak setuju. Mengatakan “tidak” gak lantas membuat teman-temanmu gagal berangkat, kan?! Itu maksudnya!

2. Mengatakan Tidak Membuatmu Terlihat Lebih Berpikir

no

Entahlah dilihat dari mana, mengatakan tidak akan membuatmu terlihat berpikir. Mengatakan tidak, membutuhkan banyak pertimbangan. Selain akhirnya memiliki penilaian bahwa ada yang salah dengan hal tersebut, kamu juga harus memikirkan hal lain yang kamu anggap benar.  

3. Pendirianmu yang Tegas Terlihat dari Tidak

nooo

Orang yang terlalu banyak mengatakan “ya”, selalu setuju dengan ide atau apa pun, terlihat tidak memiliki pendirian, mereka mengikuti alur tanpa memberi interupsi yang berarti.

Coba sesekali mengatakan tidak, dan konsisten dengan itu, kamu akan dilihat sebagai pribadi yang memiliki pendirian tegas.

4. Mengatakan ‘Tidak’ Tidak Menyakiti Orang Lain

Ini yang harus ditanamkan dalam diri. Bahwa, mengatakan “tidak” bukan satu-satunya alasan membuat orang lain sakit hati. Dalam hal ini, yang menjadi PRmu adalah bagaimana mengatakan tidak dengan sangat halus. Sampaikan pendapat atau alasan tanpa menyakiti orang lain.

Mengatakan tidak atau menolak adalah memang sebuah kesulitan yang hampir dimiliki banyak orang. Mengatasinya bukan berarti enggan mengatakannya.

Kamu harus menyikapi hal ini dengan pemikiran yang baik dan cara-cara yang baik. Bersosial artinya bukan berarti banyak-banyak menyakiti diri sendiri, seperti mengatakan “ya” tapi hati “tidak”.

Leave a Comment