Tips Mengatasi Sibling Pada Anak

Dibulan November, saya dan keluarga besar diberikan keberkahan. keberkahan hadirnya anggota keluarga baru, putri kedua dari kakak pertama saya.

Karena anak kedua inilah ada kejadian -kejadian lucu yang dilakukan oleh sang kakak dari adik bayi ini. Anak pertamanya sama berjenis kelamin perempuan, umurnya saat ini 22 bulan, masih terlalu kecil meneurut saya untuk memiliki seorang adik. tetapi, ya itulah rahasia, rezeki dari Allah yang tidak bisa kita tolak.

Oke kembali lagi pada kejadian lucu yang dilakukan ponakan pertama saya, yang bermula dari sang Ayah yang membelikan bantal dan guling baru untuk anak keduanya. sang kakak pun langsung berkata ‘gak, gak, aya” sambil meraih bantal guling tersebut. lalu dengan penuh inisiatifnya dia memberikan bantal guling lama untuk adiknya yang baru lahir :D.

Tak hanya kejadian lucu itu saja, saat adik bayi mulai menyusui dan sang kakak melihatnya , dia pun menangis kemudian memeluk ibunya, berkata “aya..nen..” (ingin menyusui jg).

Tak hanya kejadian lucu saja yang saya temui tiap harinya. perilaku si kakak pun jadi berubah. Sedikit-dikit menangis tanpa sebab, rewel, menjadi lebih manja pada ayah ibunya.

Ternyata perilaku ponakan saya itu setelah cari-cari referensinya disebbakan karena Sibling yang artinya perasaan tidak nyaman pada anak karena kehadiran orang lain (anak yang dilahirkan ibunya) perasaan yang akan membuat si anak terancam, sehingga menimbulkan rasa iri hati.  Anak pertama menggangap kehadiran anak baru dalam keluarga akan menimbulkan persaingan . sebenrarnya perasaan ini adalah perasaan alami yang akan dilewati setiap anak ketika hadir anggota keluarga baru.

Ayah dan Bunda tentunya harus kompak ketika menghadapi situasi ini. kebanykan orang ada yang “menjauhkan” sang kakak dan adik, biasanya anak pertama ‘diungsikan” dahulu ke rumah neneknya.

Padahal sikap terbaik yang harus dilakukan adalah dengan melibatkan anak pertama untuk berperan mengurusi sang adik dan disinilah kesempatan Ayah dan Bunda untuk memperkenalkan peran kaka sebagai adik.

Bisa dicoba dengan melakukan hal yang terkecil, mislanya meminta tolong  sang kaka untuk membawakan baju adiknya, membawakan perlengkapan adik bayinya, menyuruhnya untuk menjaga adiknya . tetapi, harus diingat jangan dipaksakan karena kemampuan anak akan ini berbeda beda-. atu bisa juga dilakukan diberikan pemahaman sejak didalam kandungan membereksan baju adik bayi bersama-sama dan meberikan pemahan baju ini nantinya akan di pakai oleh adik bayi, tentunya diberitahu dengan sesuai kemampuan anaknya.

Mungkin sekilas hal ini tidak akan berhasil dilakukan , hanya saj kita juga harus mengingat bahwasanya anak pun memiliki perasaan yang harus kita jaga. Intinya Ayah Bunda kompaklah untuk bersama-sama beradptasi dengan hadirnya anggota baru, jangan lupa lebatkan terus anak pertama untuk mengurangi sibling yang berlebihan.

 

 
 
 
 

Leave a Comment