Intip-Intip Mengenai Cara Mengirimkan Naskah ke Penerbit

Bagi para pembaca yang gemar pergi ke toko buku pasti senang sekali melihat novel-novel atau buku non fiksi lainnya sedang terpajang dengan apik di rak best seller. Apalagi kalau penulis buku tersebut adalah penulis yang sangat diidolakan karena karyanya yang sangat cocok dengan karakter bacaan kita. Terkadang hal itu membuat kita termotivasi untuk membuat karya sendiri berupa buku, baik itu berupa buku fiksi atau non fiksi. Nah, dalam topik kita kali ini akan membahas secara singkat tentang serba serbi cara mengirimkan naskah ke penerbit.

Cara mengirimkan naskah ke penerbit itu susah atau tidak ya?

Semua kesuksesan yang kita raih pasti melewati beberapa tahap-tahap kesulitan karena ada pepatah bilang kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Namun, sejauh ini kita menemukan beberapa novel dan buku non fiksi lainnya yang ditulis oleh beberapa penulis pemula. Awalnya, sebagian besar dari mereka hanya menulis diary lewat blog atau sekedar menulis pengalaman sehari-hari selama travelling. Pada zaman sekarang, kita sudah dimanjakan oleh media sosial, blog dan semacamnya. Bukankah cara mengirimkan naskah ke penerbit saat ini sudah mulai praktis dan fleksibel? Yuk, kita intip tentang cara mengirimkan naskah ke penerbit agar karya kita dilirik oleh pihak redaksi.

Tahap-tahap dalam mempraktekkan cara mengirimkan naskah ke penerbit

1 Melakukan self editing                                                            

Berdasarkan seminar yang pernah saya ikuti dari salah satu penerbit mayor, hal pertama sebelum menerbitkan sebuah naskah adalah self editing. Mayoritas penerbit besar enggan menerima naskah yang struktur kalimatnya masih berantakan karena editor tidak hanya menangani satu naskah melainkan banyak naskah yang lain. Perhatikan ukuran huruf, spasi dan ukuran kertas sesuai dengan persyaratan penerbit yang dituju. Pada umumnya penerbit meminta ukuran huruf 12 font size, Times New Roman, spasi sebesar 1,5 atau 2 dan ukuran kertas biasanya 3-3-3-3 (Top-Bottom-Left-Right)  atau 3-4-3-4 sesuai permintaan penerbit.  

Koreksi kembali kesalahan tanda baca yang sudah kita ketik misal: tanda kutip dalam dialog, penggunaan tanda titik. Perbaiki kalimat dan huruf yang salah sehingga tak ada salahnya kita membuka-buka Kamus Bahasa Indonesia untuk menyesuaikan efektif atau tidaknya kata-kata yang sudah diketik. Jangan lupa memeriksa penggunaan huruf kapital. Hal ini terkadang juga sering terabaikan.

 

2 Cantumkan sinopsis yang menarik

Sinopsis merupakan kunci untuk menarik hati para editor karena sinopsis merupakan pintu utama sebelum membaca keseluruhan isi buku. Bagi kita yang akan mengirimkan naskah novel, hendaknya ceritakan dengan bahasa yang jujur, menarik dan sesuai dengan keseluruhan isi novel. Jangan mencantumkan ending yang tanda tanya seperti yang ada dalam belakang cover buku karena hal ini membuat editor menjadi bad mood. Jika yang dikirim berupa naskah non fiksi, kita bisa melampirkan outline atau kerangka tulisan yang mewakili semua isi tulisan buku, alangkah lebih bagus lagi disertakan foto/data-data yang kuat untuk membuktikan kebenaran tulisan.

3 Pilih penerbit yang sesuai dengan karakter tulisan kita

Menulis tak lepas dari membaca juga. Semakin banyak kita membaca karya orang lain, kita semakin paham dengan karakter cerita yang dimiliki oleh masing-masing penerbit. Misalnya: Penerbit Mizan pada umumnya lebih tertarik dengan tulisan fiksi fantasi anak-anak bertema heroik, Penerbit gagas media lebih tertarik dengan fiksi romantis bertema metropolitan, Penerbit Moka Media lebih condong pada tulisan fiksi remaja sekolah yang ide ceritanya unik, penerbit wahyumedia bisanya lebih sering menerbitkan cerita religi. Untuk karya non fiksi bisa juga dikirim ke penerbit diva press, elex media komputindo dan penerbit andi. Kita bisa mencari alamat-alamat penerbit tersebut dengan browsing atau tanya langsung dengan pihak penerbit via email atau messenger.

4 Cantumkan surat pengantar

Berikan bahasa yang sopan saat menulis surat pengantar pada penerbit. Hal ini sangat penting sebagai awal komunikasi kita dengan pihak penerbit. Setelah itu, lampirkan identitas diri kita dengan lengkap. Cantumkan nama, nomer hape, alamat lengkap beserta kode pos serta informasi lain yang berhubungan dengan penulis agar editor tidak kesulitan saat ia akan menghubungi kita.

5 Jika penerbit meminta hardcopy

Ada beberapa penerbit yang mengharuskan kita mengirimkan naskah lewat hardcopy. Untuk tahap ini, jilid naskah dengan rapi dan berikan cover seunik mungkin agar dapat menarik perhatian editor.

            Dalam menjalankan tips-tips dan cara mengirimkan naskah ke penerbit, kita harus selalu bersabar menunggu jawaban dari pihak penerbit. Jika sampai waktu yang ditentukan belum dapat kabar, seharusnya tanyakan pada editor dengan bahasa yang sopan dan tidak terkesan memaksa.

 

Leave a Comment