PUISI PAGI, NAMANYA

–yang semakin merapat ke dalam sepi
menggugat keramaian abadi;
waktu, memungut setia swara-swaramu
satu persatu
begitu rapi

bukan sepi, menjebakmu ke dalam secangkir pagi
dan menerbangkan keadaan fana
ke arah matahari.
keranting-ranting cuaca
menunggu rajutan hitam itu menghisapnya

telah sampai berita; waktu,
memungutmu dari dering angka-angka. yang kita buat―
sejak puisi ini bersitahan di atas meja, dan biru―
sia-sia menyebutnya tanda Tanya

Kebun kecil, 24 Mei 2012

Leave a Comment