Yang Mekar di Kerumunan Bangkai

Yang mekar di kerumunan bangkai

Kepada yang indah. Harum, dan mekar yang tak boleh ku petik

 

Yang mekar di kerumunan bangkai

kau tak ku undang!

Tanpa norma sebut nama dengan menotok meridian jantungku

Kau kira jantungku ini kosmik! sanggup memanggul namamu seakan asteroid laiknya

 

Yang harum di waktu yang tak terduga

Menjadi garis luka pada lukisan abstrak sang seniman

Menjadi syair doa yang kehilangan kiblatnya

Menjadi do-re-mi yang  tak berbunyi

Menjadi harapan akan penantian Yang indah Yang harum Yang mekar yang tak boleh kupetik

 

Yang mekar selalu saja membunuhku

Pada air pada api pada tanah pada angin pada besi pada bumi yang kupijak

Ini tanah rakyat! bukan milik simbahmu

Pergi kataku..

Tapi kau tak mendengar tak bisa tak pernah!

 

Aku laki-laki dengan belati terhunus

Coba bunuh rasa ini bersama Yang indah Yang harum Yang mekar, di saat jiwa merindukan jalan pulang 

Leave a Comment