Agar Penulis Tetap Mampu Menulis Kreatif

Sebagai Penulis, pasti tidak sekali seseorang merasakan keadaan tidak memiliki ide, sulit untuk menulis, hampa, atau yang biasanya yang disebut block writer. Sebenarnya keadaan block writer ini tercipta karena si penulisnya sendiri. Ini bukan semacam penyakit yang datangnya dari virus, tapi hal ini datang karena Penulis bertemu dengan titik kebuntuan. Padahal kreativitas itu tidak terbatas.

Maka dari itu jika Penulis ingin menghidari keadaan block writer tersebut, seorang Penulis haruslah senantiasa melatih dirinya agar tetap dalam keadaan kreatif.

Keadaan kreatif adalah keadaan penulis yang selalu memiliki banyak ide, sudut pandang baru, inovasi, hal berbeda, hal yang baru sebagai bahan yang menarik untuk dituliskan.

Maka, ada hal-hal yang bisa dilakukan penulis untuk menjaga kreativitas dan semangatnya dalam menulis:

  1. Tentu Saja yang Pertama Adalah Perbanyak Membaca

 

Ada pepatah mengatakan bahwa dibutuhkan satu buku untuk mampu menulis satu paragraf. Pepatah ini bukan sekadar kata-kata yang berlalu begitu saja. Namun, memiliki kebenaran yang harus diterapkan bagi seseorang yang ingin menjadi penulis kreatif.

 

Perbanyak membaca adalah kunci menjadi penulis kreatif. Dengan membaca, Penulis bisa mendapatkan sudut pandang baru yang dimiliki oleh Penulis lain, bisa juga menambah perbendaharaan kata.

 

Membaca memberikan kita pengetahuan baru atau mengingatkan kita terhadap hal yang lalu, yang tak sengaja terlupa dan bisa dijadikan bahan tulisan yang cukup menarik. Misalnya, Penulis membaca sebuah novel anak-anak yang bermain petak umpet. Hal tersebut mengingatkan Penulis terhadap permainan masa kecilnya. Yang mana, pengalaman yang teringat oleh si Penulis pun bisa dijadikan bahan tulisan yang cukup menarik. Pun menemukan pengetahuan baru, Penulis akan mampu mengembangkan ide dari pengetahuan baru yang didapat dari buku.

 

  1. Yang Kedua Rajin-rajinlah Mengamati Keadaan

 

Sesekali keluar rumah, mengujungi tempat-tempat sederhana dan mengamati keadaannya. Semisal pagi-pagi penulis bisa pergi ke pasar, bukan untuk belanja (namun jika ingin sekalian belanja juga tidak apa-apa, sih), namun untuk mengamati. Penulis bisa mengamati bagaimana caranya seorang perantau Madura yang berjualan di Pasar Kaget, cara penjual tersebut membicarakan tawar-menawar harga.

 

Penulis juga bisa berjalan-jalan di pinggir jalan raya, mengamati bagaimana perilaku manusia-manusia yang sedang berkendara di jalan raya. Atau Penulis pergi ke tempat yang lebih jauh lagi, naik gunung misalnya. Penulis bisa mengamati keadaan suasana gunung, lutung yang loncat-loncat di pohon, burung hantu yang bernyanyi, atau pertemuan dengan pendaki lain.

 

Atau yang lebih sederhana lagi, Penulis juga bisa duduk diam dekat dinding, mengamati pergerakan semut yang berbaris dengan kompaknya.

 

Dengan melakukan pengamatan, penulis akan memiliki sudut pandang baru, sudut pandang kreatif yang bisa digunakan sebagai bahan tulisan. Dengan mengamati, Penulis bisa mengetahui hal-hal yang mungkin saja seringkali luput dari perhatian Penulis dalam kehidupan sehari-hari.

 

  1. Jangan sampai seorang Penulis kurang piknik

 

Tempat wisata diciptakan dalam sistem masyarakat untuk menjawab kebutuhan individu yang menghadapi rasa jenuh. Setiap individu pasti akan mengalami yang namanya titik jenuh. Entah titik jenuh karena kegiatan rutinnya, jenuh karena masalah pekerjaan yang tidak kunjung selesai, masalah hubungan dengan keluarga, pasangan, dan pertemanan.

 

Kejenuhan yang dialami membutuhkan penyaluran yang sehat untuk dapat diatasi. Banyak tempat-tempat yang indah di Indonesia ini, yang bisa menjadi tujuan wisata piknik Penulis. Atau jika Penulis belum memiliki sumber daya yang cukup untuk bepergian yang jauh, Penulis juga bisa menghibur diri dari kejenuhan dengan pergi ke taman atau tempat-tempat hiburan sehat terdekat.

 

Pada prinsipnya, untuk mengatasi kejenuhan adalah melakukan suatu hal yang berbeda dari rutinitas atau hal yang selama ini membuat jenuh. Hal berbeda itu bisa kita temukan di tempat-tempat wisata sebagai salah satu alternatifnya. Kejenuhan hanya akan menghambat penulis untuk merasakan bahagia. Padahal jika ingin terus menulis kreatif, Penulis haruslah bahagia.

 

Selain untuk mengatasi rasa jenuh, Penulis juga bsa mengamati keadaan sehingga mendapatkan hal-hal baru dari perjalanan yang dilakukan. Buatlah jadwal piknik minimal sebulan sekali untuk mengatasi rasa jenuh (yang mungkin juga bisa berpotensi menjadi penyebab block writer), agar Penulis tetap bisa menulis kreatif.

 

 

Leave a Comment