Home Blog Page 133

Kekurangan Bukan Alasan Untuk Tidak Menolong Sesama

0

Kisah ini datang dari negeri Tiongkok, berkisah tentang seorang pemulung yang mengadopsi 30 bayi. Ditengah serba kekurangan yang ia alami, hasrat dan keinginan kuat untuk membantu sesama tetap muncul.

Bahkan, tindakan adopsi ini telah ia lakukan selama lebih kurang 42 tahun lamanya. Sebuah kisah yang begitu heroik, dan sebuah tamparan keras bagi setiap manusia yang mendengar kisah mereka, yang mulai terkikis rasa tanggungjawabnya antar sesama.

Adalah Lou Xiaoying, seorang janda yang memiliki profesi sebagai pemulung. Hasil memulung yang hanya cukup untuk menopang kehidupannya sehari-hari, rupanya tidak pernah menyurutkan niatnya untuk membesarkan bayi-bayi yang ia temukan di tempat-tempat yang seharusnya tidak layak bagi mereka.

Bayi-bayi tersebut ia rawat dan ia jaga seperti anaknya sendiri. Hingga saat ini, ia masih tidak habis pikir kenapa bayi-bayi tersebut dibuang begitu saja oleh orang tua yang telah melahirkan mereka ke dunia. Padahal, di luaran sana, masih banyak pasangan suami istri yang masih harus berjuang dalam waktu yang sangat lama untuk mendapatkan seorang bayi.

Kisah yang Menyadarkan Kita Semua

Cerita Lou Xiaoying memantik kesadaran kita bahwa masih banyak orang-orang yang tidak bertanggungjawab di dunia ini, yang sesuka hati membuang bayi mereka di jalanan. Lou Xiaoying, tentu saja hanya mampu menyelamatkan sedikit dari sekian banyak bayi yang setiap tahun dibuang karena berbagai alasan, diantaranya karena ekonomi, malu karena bayi yang dihasilkan adalah bayi diluar nikah, dan berbagai alasan lainnya.

Namun, dari orang-orang seperti Lou Xiaoying, kita bisa melihat bagaimana seseorang tidak pernah memiliki alasan lain selain alasan untuk menolong sesama. Ia memang tidak berkecukupan untuk membiayai seluruh bayi yang ia adopsi, namun ia percaya bahwa tanggung jawab menolong sesama tidaklah datang ketika seseorang sudah merasa berkecukupan.

Kebaikan hatinya, tidak dapat diukur dengan materi berapapun jumlahnya. Hati yang mulia akan tetap menuntun seseorang untuk berguna bagi orang lain, tanpa harus menunggu kesempatan. Karena setiap waktu, selalu ada saja orang yang membutuhkan bantuan kita.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Kebanyakan Orang Hebat, Dulunya Adalah Orang Yang Serba Kekurangan

0

Kebanyakan orang hebat, dulunya adalah orang yang serba kekurangan. Orang-orang hebat itu tumbuh dari kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan. Kekurangan dari segi materi dan hanya mendapat kesempatan kecil dalam setiap peluang.

Namun mereka selalu berupaya untuk terus maju, karena hanya dengan tekad kuat itulah mereka mengumpulkan keberanian di dalam asa yang semakin tumbuh besar.

Beberapa waktu lalu kita kembali diingatkan bagaimana upaya orang-orang yang dimaksud di atas dalam mencapai tujuan besar mereka. Adalah Raeni, seorang lulusan dari Universitas Negeri Semarang yang terlahir dari keluarga yang secara ekonomi serba kekurangan.

Namun Raeni mampu menjadi lulusan terbaik dengan nilai nyaris sempurna, dan berhak mendapatkan beasiswa S-2 ke luar negeri seperti yang selama ini dicita-citakannya.

Raeni sendiri memiliki seorang ayah yang menopang seluruh kebutuhan keluarganya lewat mata pencaharian sebagai seorang tukang becak. Dengan penghasilan pas-pasan, tentu saja ia tidak akan mampu memenuhi semua keperluan Raeni, anaknya untuk menyelesaikan kuliah, apalagi membiayai kuliah Raeni ke luar negeri.

Berkat keteguhan dan kegigihan Raeni, dan dukungan orang tuanya, ia berhasil menjadi lulusan terbaik dan siap untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Raeni adalah deretan dari banyak anak-anak Indonesia yang secara ekonomi masih kurang mampu, namun terus tekun belajar hingga mencapai impian yang mereka inginkan.

Jangan Pernah Menyerah

Tekad Raeni yang begitu besar untuk menjadi orang hebat suatu saat nanti seharusnya menjadi teladan bagi kita semua. Tak kurang, presiden bahkan memintanya untuk bertemu langsung dan bertatap muka untuk bercerita tentang perjuangan Raeni dalam menempuh pendidikannya.

Raeni adalah potret kebanyakan anak Indonesia yang bertumbuh dari bawah sebelum akhirnya menjadi pembesar negeri ini. Kehadiran mereka mampu menginspirasi anak-anak Indonesia lainnya yang serba berkecukupan namun gampang menyerah dan malas-malasan.

Bukankah sudah banyak contoh, orang-orang hebat yang hari ini memegang kendali kekuasaan, dulunya berasal dari keluarga dan lingkungan yang serba kekurangan. Kondisi itu secara terus menerus membentuk diri mereka lebih kuat untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Kakiku Boleh Saja Lumpuh Karena Tsunami, Tapi Tidak Semangatku

0

Setiap hari, Bapak ini menjalankan becaknya dengan bantuan sebuah sepeda motor. Ia kadang bersama istri dan anaknya berkeliling kota, dari satu toko ke toko lainnya.

Bukan bermaksud untuk membeli yang dijual di toko tersebut, tapi kedatangannya adalah untuk mengais sedikit rejeki dari bekas botol minuman ringan atau kardus bekas yang tak lagi dimanfaatkan oleh si Empunya toko. Suatu kali Ia berujar, kakinya lumpuh karena tsunami yang terjadi sekitar 10 tahun yang lalu.

Sebuah besi menancap ke bagian pahanya saat berusaha menyelamatkan diri dari terjangan gelombang tsunami yang menyapu habis pesisir pantai kota Banda Aceh. Kejadian itu berlangsung sangat cepat. Ia tidak sempat menyelamatkan keluarganya, istri dan anak-anaknya semua hilang dan hingga sekarang tak pernah ditemukan jasad mereka.

Luka di bagian pahanya tak kunjung sembuh. Dalam kondisi seadanya, serta pada saat itu masih terjadi kepanikan, proses operasi yang ia jalani kurang berhasil. Serpihan besi masih tersisa di pahanya, menyebabkan infeksi. Saat kondisi beangsur normal, pengobatan sudah terlambat dilakukan, alhasil hingga sekarang ia tak mampu bergerak leluasa, sesekali ia menggerakkan kakinya, namun rasa sakit masih jelas terasa.

Tak Mau menjadi Peminta

Namanya Pak Asrul, Ia merupakan satu dari sekian banyak korban tsunami Aceh di tahun 2004. Saat ini, ia hanya bekerja sebagai pengumpul botol dan kardus bekas. Dari hasil mengumpulkan botol dan kardus bekas inilah, ia menjalani kesehariannya beserta istri yang dinikahinya setelah tsunami, yang sekarang dari hasil perkawinan itu terlahirlah 2 orang anak, laki-laki dan perempuan.

Kendati nasib baik belum juga berpihak padanya dan keluarganya, semangat Pak Asrul dalam menghidupi keluarganya secara mandiri ditengah keterbatasan geraknya, menjadi sesuatu yang dapat diteladani oleh siapapun.

Baginya, selama ia tidak menjadi peminta-peminta (pengemis) maka ada banyak martabat yang bisa ia kumpulkan kembali yang memberikan ia kebanggaan tersendiri. Tsunami telah melumpuhkan kakinya, tapi kobaran semangatnya tak kan pernah mampu tersapu oleh gelombang sedasyat apapun.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Kisah Super Seorang Sis Maryono Teguh

0

Pagi itu, selepas merasakan dinginnya air laut, saya dan beberapa teman beranjak pulang menyusuri jalanan sempit yang diapit oleh hamparan ladang padi yang tumbuh subur.

Di tengah perjalanan pulang itu, seorang teman kemudian sempat berteriak, tak tahu gerangan apa yang menyebabkan ia memberhentikan motornya, dan seketika itu ia meneriakkan nama Mario Teguh.

Di desa terpencil yang masyarakatnya bersahaja ini, saya memiliki kesempatan untuk bersalaman langsung dengan seorang motivator super asli Indonesia. Namanya barangkali sudah tak asing lagi di telinga kita. Saban minggu, Ia mengisi acara motivasi yang ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi swasta.

Sis Maryono Teguh

Bernama lengkap Sis Maryono Teguh, Mario kecil lahir dari sebuah keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang tentara, yang selalu menanamkan pada anaknya bahwa hidup adalah perjuangan untuk tumbuh menjadi seseorang yang berguna bagi alam.

Sadar akan perekonomian keluarganya yang serba kekurangan, Mario Teguh selalu berupaya keras untuk menjalani sesuatu dengan sebaiknya-baiknya, belajar dengan tekun agar menjadi lebih sedikit pintar dari teman sebayanya, agar berpeluang lebih besar mendapatkan beasiswa.

Ia melanjutkan pendidikan ke luar negeri, dan sekembalinya ke Indonesia, ia bekerja di salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia. Banyak orang yang tidak menduga, bahwa posisinya di bank tersebut yang ‘kadung’ sangat empuk, ia tinggalkan begitu saja. Seketika hidupnya berubah, dari sangat mapan menjadi serba kekurangan.

Akan tetapi, perlahan ia mulai membangun perusahaannya sendiri. Menjadi pembicara di seminar-seminar, menjadi konsultan keuangan, hingga puncaknya, ia menjalankan sebuah program televisi yang berisi motivasi.

Sekarang, ia mampu membangun lebih banyak hal yang bermanfaat untuk banyak orang. Ia selalu menekankan bahwa setiap manusia memiliki potensi untuk membangun sesuatu yang super.

Seperti kisah super Sis Maryono Teguh yang percaya bahwa di dalam tubuh mungilnya, tersimpan potensi untuk menjadi seseorang yang bisa meraih kesuksesan tak terbatas. Yang terpenting adalah selalu berusaha, bekerja lebih banyak, tidur lebih sedikit, dan berdoa serta selalu meminta pada Tuhan akan kemudahan mencapai tujuan.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Cinta Sejati Sehidup Semati

0

Kita sudah pernah mendengar tentang kisah cinta antara 2 anak manusia yang begitu indah. Dulu, kita sempat begitu populer dengan kisah cinta Romeo & Juliet.

Sebuah kisah cinta yang begitu mengharu biru, hingga tidak sedikit orang menjadikan kisah cinta ini sebagai inspirasi. Pun begitu halnya dengan film yang diangkat dari kisah cinta ini, hingga sekarang masih terkenang dalam ingatan setiap orang yang pernah menyaksikannya.

Di Indonesia sendiri, kita juga sempat mendengar cerita yang melegenda tentang sepasang kekasih yang memadu kasih hingga ajal menjemput mereka. Cerita-cerita tersebut dikisahkan secara turun temurun, entah betul terjadi atau tidak, namun yang pasti semua kisah tersebut berhasil menghipnotis kita akan keindahan cinta sebenarnya.

Anda tentu sudah mendengar kisah cinta antara Habibie & Ainun. Sebuah kisah cinta yang diangkat ke layar lebar, dan mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas. Banyak orang kemudian turut larut dalam kisah cinta yang dialami oleh mantan presiden RI ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie.

Di Inggris, ada sebuah kisah cinta yang menceritakan sepasang suami istri bernama, George dan Dorothy Doughty. Pasangan yang telah dikarunia oleh 2 orang anak ini, telah menikah selama 68 tahun lamanya. Mereka saling mencintai satu sama lain dan tak pernah punya keinginan untuk berpisah.

Hingga pada akhirnya, sang istri, Dorothy Doughty menghembuskan nafas terakhirnya. George yang pada saat itu berada di samping istrinya hanya bisa terdiam. Dan tak lama berselang, sekitar 10 jam setelah kematian istrinya, George akhirnya menyusul sang istri. Ia meninggal disamping jasad istrinya yang terlebih dahulu meninggalkannya.

Hanya Kematian yang Bisa Memisahkan

Kisah George dan Dorothy Doughty ini dimuat di beberapa media. Kisah cinta mereka begitu mengesankan dan agak jarang terjadi. Bagaimana mereka dipisahkan oleh maut adalah sedikit penggalan kisah cinta yang telah mereka ukir selama ini.

Dari kisah cinta di atas, kita bisa memetik pelajaran, bahwa sayangilah orang-orang yang berada di dalam kehidupan kita. Jangan pernah tinggalkan mereka hingga kematian menjemput.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Bertahan Dengan Menyatu Dengan Alam

0

Banyak diantara Anda yang sudah barang tentu mengenal sosok aktor terkenal Hollywood, Tom Hanks. Aktor yang sudah malang melintang di dunia seni peran perfilman dunia ini sudah diakui kepintarannya dalam berakting.

Banyak sudah film-film yang ia bintangi menjadi box office di bioskop-bioskop di seluruh dunia. Termasuk ketika ia memerani tokoh Chuck Noland dalam film Cast Away, seorang pegawai di perusahaan FedEx, yang mengalami nasib naas, yakni terdampar di sebuah pulau akibat pesawat yang ia tumpangi mengalami kecelakaan.

Tom Hanks yang berperan sebagai Chuck di film ini, setelah mengalami kecelakaan dan terdampar di pulau, mau tidak mau harus menjalani hidup sendirian di sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Awalnya, Chuks sangat kesulitan untuk mampu menjalani hari-harinya, kekurangan makanan, serta belum terbiasa dengan kehidupan rimba yang menantang.

Namun, akhirnya Chuck berhasil membiasakan diri dengan kehidupan yang ia jalani di pulau tersebut. Ia lambat laun mampu menyatu dengan alam, sehingga mampu bertahan walau jauh dari peradaban manusia lainnya.

Bagaimana Menyatu dengan Alam?

Dari film tersebut kita dapat mengambil hikmah bahwa seseorang akan dituntut untuk mampu bertahan hidup dalam kondisi apapun. Salah satu modal penting dalam menjalani kehidupan adalah dengan menyatukan diri dengan alam dan lingkungan. Siapapun, tidak akan mampu bertahan bila ia mengasingkan diri dari alam.

Seseorang harus mampu melihat gejala-gejala alam yang timbul. Badai, hujan, semuanya harus mampu dilihat sebagai sebuah peringatan bagi manusia dalam bertindak dikehidupannya.

Masyarakat Hindu sering melakukan meditasi dalam upaya menyatukan pikiran dan tubuhnya dengan alam. Dengan melakukan ini, mereka mendapat kedamaian dan rasa tenang. Mereka dapat merasakan irama-irama alam, mereka seperti mampu membangun interaksi dengan alam, seperti menyatu dengan desiran udara, suara dedaunan, dan kicauan burung yang terdengar merdu.

Chuck Nolan, tokoh dalam film Cast Away tersebut mampu menyatukan dirinya dengan alam, sehingga membuatnya mampu bertahan hidup. Alam memberikan segala yang kita inginkan, dimanapun kita berada, asal kita mampu berdamai dengannya.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Belajar Mensyukuri itu Menguntungkan

0

Apa yang bisa terjadi jika selama 5 detik saja oksigen tiba-tiba lenyap dari Bumi? 5 detik ketika oksigen hilang maka kekacauan dahsyat akan terjadi. Tidak perlu membandingkan kekacauan tersebut dengan perang dunia segala, karena saat hal demikian terjadi maka yang diingat hanya rasa bersalah.

Selama 5 detik oksigen lenyap dari Bumi maka orang-orang yang berada di pantai akan segera terbakar, hal ini dikarenakan lenyapnya molekul oksigen yang ada di udara yang seharusnya melindungi kita dari ultra violet lenyap. Langit seketika menjadi gelap, karena kurangnya partikel yang dapat memantulkan cahaya. Kerak Bumi hancur, Telinga manusia bagian dalam akan hancur meledak karena kehilangan banyak sekali tekanan udara.

Itulah hal yang akan terjadi jika oksigen lenyap dalam waktu 5 detik saja. Bayangkan, apa yang akan terjadi bila oksigen lenyap dalam waktu yang lebih lama, tentu saja kerusakannya akan lebih luas dan lebih hebat.

Sudahkah Kita Bersyukur?

Banyak diantara kita yang kemudian menyepelakan hal ini. Banyak yang tidak bersyukur bahwa sampai detik ini, kita yang menjadi penghuni Bumi ini diberikan banyak sekali fasilitas hidup yang gratis. Oksigen yang kita hirup setiap hari diberikan secara cuma-cuma untuk menjamin kelangusngan hidup kita. Lantas apa yang telah kita lakukan?

Kita malah melakukan berbagai kegiatan yang menyebabkan timbulnya kerusakan. Kita merusak hutan, kita menyebabkan polusi, kita minim dalam upaya melestarikan lingkungan serta boros dalam penggunaan sumber daya alam yang semakin terkikis jumlahnya.

Dan yang paling kita lupakan adalah kurangnya rasa syukur kita pada Tuhan yang telah memberikan nikmat. Kita jarang berdoa, terlalu sibuk sehingga lalai beribadah, dan merusak hubungan dengan sesama.

Percayalah, bahwa saat waktu itu tiba, waktu dimana kita akan serba kekurangan maka baru kita sadari betapa banyak nikmat Tuhan yang telah kita abaikan rasa kesyukurannya. Maka jadikan ini sebagai peringatan, bahwa apapun yang telah miliki dan kita nikmati wajib kita syukuri sebagai rasa terima kasih pada-Nya.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Anak Muda, Berfokuslah Dulu

0

Sebuah kajian baru-baru ini dipublikasikan ke publik. Dalam penjelasan tersebut, ditemukan fakta bahwa hal terpenting yang mesti ditunjukkan oleh seorang pria adalah memfokuskan dirinya pada tujuan hidupnya. Bahkan, laki-laki idaman sesungguhnya bukan seorang pria yang memprioritaskan wanitanya dan menjadikan ia nomor satu dalam hidupnya, akan tetapi laki-laki yang mampu membuat dengan jelas arah tujuan hidupnya.

Masa-masa sekarang kita lebih banyak melihat anak-anak muda yang lalai dengan hal-hal yang tidak berdampak positif di masa depannya. Gandrung dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang lebih banyak menguras waktu dan pikiran tanpa output kemanfaatan yang besar bagi perkembangan kualitas diri.

Implikasinya adalah anak muda terlalu gampang galau. Sadar bahwa tujuan hidupnya belum nyata tampak, tapi usaha untuk memperbaiki sangatlah kurang. Lebih banyak mengeluarkan tanpa upaya untuk lebih besar menghasilkan. Jangankan mencapai tujuan, arah tujuan saja belum pasti mau melangkah kemana.

Mulailah Sekarang Sebelum Terlambat

Banyak orang tua yang sekarang menyesali tindakan masa lampau yang akhirnya membuat hidupnya sangat berat. Hal ini tercermin seperti yang ia jalani di masa tuanya. Banyak pula bukti-butki lain yang bisa menjadi gambaran bahwa masa depan bukanlah apa yang terjadi setelah hari ini, tapi masa depan adalah apa yang kita lakukan hari ini. Jika kita berusaha keras untuk mencapai tujuan hidup maka kita akan mampu mengahsilkan hidup masa depan berkualitas dan lebih bernilai.

Mulailah dari sekarang, jangan pernah menunda-nunda. Lakukan dari hal-hal yang mudah seperti belajar lebih banyak, selalu menuruti nasehat baik dari orang-orang baik, membangun relasi, dan bekerja lebih banyak dari tidur atau bersantai di warung kopi.

Setiap manusia punya tanggung jawab tersendiri akan hidupnya di masa yang akan datang. Masing-masing dari kita pasti punya kekurangan. Namun jangan pernah berfokus pada kelemahan yang kita miliki, berfokuslah pada kekuatan yang mungkin kita himpun. Dan jika saat itu tiba maka tak ada yang lebih sulit yang bisa kita selesaikan bukan?

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Jan Koum, Sang Pendiri WhatsApp

0

Saya pernah menulis sebuah artikel mengenai betapa seseorang harus betul-betul memahami menerapakan aplikasi ilmu yang dipelajarinya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menghasilkan.

Titel ataupun gelar serta selembar ijazah jangan sampai dijadikan acuan dalam meraih suatu kesuksesan. Mengharuskan menjadi seorang sarjana, sama saja membuka kran besar dalam terburu-buru menjadi seorang yang memiliki title tanpa didukung oleh peahaman ilmu yang menyeluruh.

Bukannya saya ingin mengajak Anda untuk berlama-lama di bangku kuliah. Namun lihatlah dari perspektif yang lebih luas, bahwa dunia pendidikan sesungguhnya adalah sebuah wadah dalam menciptakan manusia-manusia terampil, mampu berkreasi lebih banyak, serta memiliki naluri kuat dalam mengekspolarasi bakat.

Bahkan, banyak orang-orang berpengaruh di belahan dunia ini yang memiliki pemikiran sedikit lebih ‘ekstrim’ dimana mereka meninggalkan bangku kuliah. Namun, semangat untuk mengembangkan diri lewat penggalian kemampuan yang tersimpan terus menerus dilakukan secara otodidak.

Jan Koum

Seperti yang terjadi pada seorang Jan Koum. Namanya mungkin sedikit kurang tenar bila dibandingkan dengan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Namun, bila Anda pernah mendengar atau menggunakan WhatsApp, Anda tentu mengenalnya. Ya, dia adalah pendiri aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip BlackBerry Messenger.

Jan Koum adalah seseorang yang tidak mampu meraih gelar sarjana apapun. Ia memutuskan untuk mengembangkan hobinya dalam mengutak-atik sebuah program dengan cara belajar sendiri (otodidak). Ia kemudian tumbuh menjadi seorang programmer yang handal dan bekerja pada Yahoo! Selama 10 tahun lamanya.

Lewat bantuan seorang rekannya yang sama-sama bekerja untuk Yahoo!, mereka menciptakan WhatsApp setelah mereka memutuskan untuk keluar dari Yahoo!. Siapa sangka, aplikasi WhatsApp ternyata digandrungi oleh jutaan orang di seluruh dunia.

Pada tahun 2014, 5 tahun setelah mereka ditolak bekerja di Facebook, aplikasi WhatsApp tersebut dibeli dengan nilai fantastis sebesar Rp. 224 triliun oleh Facebook.

Jan Koum merupakan satu diantara orang-orang yang berani menemukan dan mengembangkan bakat serta kemampuan dengan caranya sendiri sehingga menghasilkan sesuatu yang brilian. Dan keputusannya untuk drop out (DO) dari bangku kuliah, membuahkan hasil yang mencengangkan.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono

Inspirasi Novel Tetralogi Laskar Pelangi

0

Jika sahabat ingin mencari beragam inspirasi yang bias memotivasi diri, sekaligus menambah pengalaman demi memantik imajinasi, pun melihat cakrawala lebih luas dari beragam jenis dan tingkah laku serta pola kehidupan masyarakat, maka bolehlah novel tetralogi Laskar Pelangi menjadi salah satu kumpulan novel rekomendasi yang pantas sahabat baca.

Banyak inspirasi novel tetralogi Laskar Pelangi yang akan membawa sahabat semua dalam suatu dimensi berbeda dari kehidupan yang penuh dengan perjuangan, cita-cita dan impian, kesulitan dan masalah dalam hidup, cinta dan persahabatan, dan terutama pendidikan.

Tetralogi Laskar Pelangi sendiri terdiri dari 4 novel yakni Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Marymah Karpov. Novel-novel ini dikarang oleh seorang penulis asal Belitong bernama Andrea Hirata. Seorang lulusan ekonomi di Universitas Sorbone, Prancis.

Pentingnya Pendidikan

Ada beragam inspirasi yang bisa ditemukan dalam novel ini. Salah satunya adalah perjuangan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dalam upaya untuk merubah nasib. Novel ini mengajarkan pada kita semua, bahwa dengan kondisi ekonomi yang tidak mencukupi, semangat dalam menimba ilmu jangan sampai memudar.

Lewat Ikal yang menjadi tokoh utama dalam novel ini, kita diajarkan bagaimana susahnya seoarang anak yang berasal dari keluarga miskin untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak. Namun, dengan perjuangan dan kerja keras, serta doa yang tak putus-putusnya, impian dan harapan itu bisa diwujudkan.

Menertawakan Nasib

Ada satu hal yang menarik dalam novel ini yakni bagaimana orang-orang Melayu menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Di Tanah Belitong yang kaya akan sumber daya ala mini, masyarakat di sana justru hidup dalam lembah kemiskinan. Akan tetapi, tak pernah sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka untuk mengutuki nasib yang tidak beruntung itu.

Orang Melayu kalaupun kaya, cukuplah naik haji sekali. Dan jika miskin hanya berharap agar nasib baik segera menghampiri. Potret kehidupan masyarakat Belitong ini memberikan kita banyak inspirasi bagaimana mereka menertawakan nasib, kendati tidak baik, namun kehidupan harus tetap dijalani.

Ditulis oleh : https://www.facebook.com/mohasriady.mulyono