EMBARGO: Penyekapan di Sebuah Coffebar

Kukira  mereka memang berhasil..

Sesi pemotretan baru saja dimulai saat  saya datang. Beberapa orang tampak sibukSi fotografer sedang asyik membidik seorang model di bawah sorot cahaya artifisial, yang lain nampak dengan seksama memerhatikan. Sejenak saya merebahkan diri di sofa panjang putih yang nyaman—salah satu sudut ruang dengan ornamen kayu sebuah coffebar. Sambil menunggu kedatangan manajemen tempat itu, saya menikmati atmosfer kafe yang ditawarkan, mencoba menangkap intisari yang tepat dari sebuah tempat bernama Embargo.

Cozy, barangkali cukup singkat untuk menggambarkan mengenai Embargo, meski saya sendiri tidak suka menggunakan istilah itu—nyaman dan inspiring pastinya.Yah, interior yang minimalis, ringan, dipadu dengan warna-warna alami dan sedikit sentuhan warna hitam akan membuat siapa saja yang datang ke tempat itu merasa nyaman. Permainan material kayu yang apik memperkuat kesan natural dan feels like home-nya kental mengena. Di dinding-dindingnya penuh dengan kata-kata yang berkaitan dengan kopi. Kalimat berupa penjelasan mengenai kopi, sedikit jokes dan kata-kata lainnya, menarik…

Cukup menikmati suasana, tak lama orang yang saya nantikan datang. Menunggu sejenak, Pak Fani dan Pak Tatan menemani saya, berikut obrolan singkat saya dengan mereka:

Bisa Anda ceritakan mengenai awal mula berdirinya Embargo serta konsep yang ditawarkannya?

Awalnya sih memang didesain dalam bentuk coffebar yang cozy. Familiar untuk anak muda eksekutif, dan anak kuliahan. Owner-nya.. Pak Rudi Purwanto Beliau melihat peluang di Bandung karena waktu itu belum terlalu banyak konsep coffebar , di Jakarta kan udah banyak.

Saya tertarik dengan interior disini, bagaimana?

Yah, pada mulanya saya pikir kita memang mau bikin konsep hampir 50-70% di kayu. Kita pengen nyiptain kesan yang nyaman, rileks.. karena kan wood itu natural.

Pake feng-shui?

Nggak ada.

Udah berapa tempat di outlet di Bandung sendiri?

Dua yah, di BSM dan Ciwalk.

“Embargo yang berdiri sejak tahun 2003 merupakan coffebar made in Bandung, dan sudah mencapai Break Even Point dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun.”Keunikan Embargo dengan tempat lain?

Di sini lengkap untuk makanan dan minumannya. Dari mulai advertiser, lightmeal, soup sampai desert ada. Kopi dan minuman beralkohol ada juga

Menu andalan di sini?

Untuk makanan.. sop buntut, nasi goreng. Kalo minumannya, caramel latte, mocca latte.

Minuman favorite pengunjung, ada?

Relatif, soalnya semua imbang. Tapi kalo spesifiknya yang paling rame itu, ice blended vanilla, green tea, caramel latte..

Resepnya Embargo?

Dari sendiri.

“Sosok perempuan ‘tangguh’ pada logo Embargo sendiri terkait dengan filosofi bisnis yang menjadi semangat pemiliknya, bahwa tempat ini dapat eksis dan survive tak lekang oleh waktu.” Apa saja agenda yang diselenggarakan di sini?Kalo dulu biasanya hampir tiap bulan, awal pembukaan (Embargo-ed). Kondisinya masih memungkinkan di luar dan dalam. Tapi setelah paviliun depan dibuka kita agak kesulitan untuk mencari event, tapi terakhir, hampir sebulan kemaren kita kerjasama dengan oz. Konsepnya ngopi bareng, ada DJperformance-nya. Kita juga narik anak-anak clubbers lah. Acara lainnya?

Event regular kita tidak ada,  karena konsep kita bukan nightlife yah..

Kalaupun ada kegiatan biasanya tentatif. karena kita juga terikat dengan aturan manajemen ciwalk yah, kegiatan apapun kita mesti koordinasi dengan yang lain. Mereka menyarankan tidak sesering mungkin. Karena pengunjung biasanyablocking jalan, kasian kan outlet-outlet lain.

 Apa Embargo terbuka untuk bekerjasama dengan pihak lain?

Kita welcome, asal sesuai dengan konsep kita dan menguntungkan kedua belah pihak.

Ada special discount di sini?

Kita punya student festival, diskon sampai 40%. Diskon regular kita kasih 10%, bahkan ada yang sampai 15-20%

Mengenai member?

Cukup mengisi aplikasi, membayar Rp. 35.000 dapat membercard yang berlaku dalam satu tahun. Mereka mendapat diskon untuk all item. Saat ini hampir 5000 orang yang jadi member..

Oke cukup!

Oke!

Nama Embargo sendiri berasal dari ide ‘penyekapan’ yang diusung oleh pemilik tempat itu. Mereka ingin agar pengunjung dapat merasa nyaman berada selama mungkin di dalam, sehingga sungkan untuk melangkah ke luar. Seakan-akan ‘Di-embargo.’

Sesaat sebelum meninggalkan tempat itu, saya sedikit mencicipi dua minuman jagoan dari Embargo. Strawberies & Crème Frappuccino yang merupakan paduanMilk dan Stroberi dingin dengan krim diatasnya. Tentu saja patut dinikmati bagi mereka yang menyukai nuansa-nuansa stroberi yang asem-manis. Lalu, Green Tea Frappuccino—minuman susu dengan krim di atasnya, racikan teh hijau membuat sensasi khas ketika meminumnya. Ini  seperti pengalaman seorang anak yang berlari-lari di pematang sawah ketika bayang-bayang belum setegak tubuh. Ia terbuai angin, hangat mentari, jerit jangkrik dan tetes air di daun sisa hujan semalam.. menyisakan sepenggal kenangan saat usia tak lagi muda.

Leave a Comment