Tahun ini penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil atau CPNS kembali dibuka. Kabarnya ada sekitar 100.000 orang yang dibutuhkan. Jumlah tersebut untuk mengisi formasi yang kosong karena PNS yang ada sudah pensiun, mengundurkan diri, atau memang adanya kebutuhan baru.
Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap pembukaan pendaftaran CPNS, peminatnya selalu membludak. Hal ini menunjukkan profesi PNS masih jadi idaman. Entah apa motif mereka yang melamar jadi CPNS. Alasan idealis untuk berbakti pada Negara, atau alasan pragmatis untuk mencari kerja dan memenuhi kebutuhan hidup. Bisa jadi keduanya. Kenapa tidak?
Sementara banyak orang berduyun-duyun mendaftar, tidak sedikit pula PNS yang mengundurkan diri. Sayang tidak ada angka statistik mengenai jumlahnya. Alasannya beragam. Ingin terjun ke dunia politik, ingin fokus menjadi pengusaha, ingin menjadi ibu rumah tangga, ikut suami ke luar daerah atau luar negeri, banyak lagi alasan lainnya. Apakah mereka yang mengundurkan diri tidak bangga jadi PNS, hingga rela melepaskan profesi yang jadi dambaan puluhan ribu orang?
Gak Bangga.
Ekstrim banget kalau dibilang gak bangga. Namun tidak dipungkiri ada juga yang punya perasaan demikian. Seorang PNS gak akan bangga jadi PNS kalau dia merasa institusi tempatnya bekerja telah mengecewakannya. Institusi itu direfleksikan dari pimpinannya, organisasinya, sistemnya. Ada saja pimpinan yang semena-mena memanfaatkan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau golongannya, apalagi kalau untuk kepentingan partai, ah, sangat menyakitkan. Ada saja pimpinan yang kapasitasnya tidak sesuai dengan jabatan yang diembannya. Pimpinan macam itu tidak punya visi dan misi, diperparah jika sebenarnya malah tidak mengerti pekerjaannya. Ada saja pimpinan yang loyo, tidak dapat membangkitkan gairah semangat kerja dan loyalitas bagi anak buahnya. Ada saja organisasi yang visi misinya tidak sejalan dengan prinsip pribadi. Ada saja sistem yang tidak mendukung orang-orang pintar, kreatif, dan loyal untuk terus maju dan berkreasi demi bangsa. Ini semua dapat membuat seorang PNS tidak betah. Jangan salahkan PNS kalau kebanggaannya luntur. Ada PNS yang gak bangga? Ada kok.
Gak Malu.
Mosok sih, sudah capek-capek berusaha jadi PNS, malah merasa malu? Dengan stigma negatif PNS yang kerap kita dengar, kadang terselip rasa malu. Institusi yang dibanggakan, tercoreng mukanya karena ulah beberapa orang yang tidak menjaga integritas. Ulah beberapa PNS yang tertangkap menerima suap dan berkongkalingkong dengan rekanan telah meruntuhkan wibawa korps PNS.
Seorang PNS gak akan malu berstatus PNS kalau dirinya sudah bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya. Dia gak akan malu jika telah menjaga integritas dirinya. Gak akan malu jika telah memegang teguh kode etik serta menjunjung tinggi sikap yang berlandaskan moral. Gak akan malu jika telah bekerja sesuai dengan kompetensinya dan bersikap profesional. Gak malu jika telah melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan komitmen tinggi. Ada PNS yang gak malu? Ada kok.
Jadi?
Mungkin ada yang merasa ilustrasi di atas tidak mewakili perasaan seluruh PNS di luar sana. Bisa jadi. Banyak hal lain di luar yang telah saya sebutkan di atas yang membuat PNS gak bangga. Dan banyak juga PNS yang malu dengan status PNS-nya di luar sebab-sebab yang telah saya sebutkan di atas.
Yang penting, siapa pun yang ingin terjun dalam profesi ini, mantapkan langkah dan bulatkan tekad. PNS bukan tempat untuk mencari rejeki instan. PNS bukan tempat untuk menjadi kaya raya. PNS yang ada sekarang tidak butuh tambahan PNS yang hanya akan mencoreng citra PNS lagi dan lagi. Menjadi PNS harus siap menerima konsekuensi profesi ini. Menjatuhkan pilihan menjadi abdi Negara dan pelayan masyarakat. Bekerja dengan komitmen tinggi dan kompetensi terbaik yang dimiliki. Tidak malu-maluin bangsa dan Negara. Masih mau jadi PNS?
Tulisan lain di sini.
Info lengkap tentang penerimaan CPNS tahun 2014 di sini.
Gambar dari sini.