Sumber protein itu berasal dari nabati dan hewani. Contohnya si licin yang kaya protein ini. Apa itu?
Meski bukan hal baru, namun mungkin masih ada segelintir orang yang belum tahu apa itu “si licin yang kaya protein”? Sebenarnya “si licin yang kaya protein” ini adalah sebutan untuk makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu belut.
Jenis-jenis Belut
Orang kadang salah mengira bahwa belut itu ular. Wajar saja, mungkin karena bentuk belut yang panjang menyerupai ular. Namun bedanya belut itu tidak memiliki sisik layaknya ular. Dan ternyata, belut itu termasuk salah satu jenis ikan tawar yang bisa dikonsumsi. Belut juga terbagi menjadi beberapa jenis. Apa saja?
Di Indonesia, ada 3 jenis belut yang sangat familiar. Di antaranya adalah belut rawa, belut sawah, dan belut tambak. Lalu, apa yang membedakan ketiga jenis belut tersebut?
Dari namanya saja sudah bisa terlihat kalau belut rawa hidup di rawa, belut sawah hidup di sawah, dan belut tambak merupakan belut yang dibudidayakan di tambak. Selain itu, perbedaan dari ketiga jenis belut terlihat dari segi fisiknya.
Belut sawah warna kulitnya lebih cerah dibandingkan belut rawa dan tambak. Kemudian belut sawah diameter tubuhnya adalah 1 meter dan panjangnya 20 cm. Belut sawah banyak dijumpai di Pulau Sumatera bagian Barat, Jawa, Bali, Lombok, dan Madura.
Kalau belut rawa dari segi fisiknya memiliki warna kulit yang lebih gelap. Biasanya, belut rawa lebih panjang dibandingkan dengan beluit sawah. Belut rawa bisa dengan mudah dijumpai di Pulau Kalimantan dan Sumatera bagian Timur.
Dan terakhir, belut tambak yang bisa hidup di tambak. Belut jenis ini memiliki bintik-bintik di sekujur tubuhnya. Selain itu, belut tambah juga memiliki sirip ekor dan insang lebih banyak dibandingkan belut sawah dan rawa.
Kalau dilihat dari segi fisik perbedaannya begitu sangat jelas. Namun soal rasa, belut rawa dan belut sawah tidak jauh berbeda. Tapi kalau belut tambak dagingnya lebih kenyal dan bau amisnya lebih menyengat.
Meski amis, namun belut mempunyai berbagai kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan dan kecerdasan. Apa saja?
Kandungan Belut
Sesuai dengan julukannya, si licin yang kaya protein, belut merupakan salah satu makanan yang mengandung protein tinggi. Dan seperti yang kita ketahui, manusia membutuhkan asupan protein yang cukup bagi tubuh. Belut termasuk salah satu sumber protein yang baik untuk tubuh. Semua usia, aman mengonsumsi si licin yang kaya protein ini.
Lalu, apakah kandungan pada belut hanya protein? Tentu saja tidak, ada lagi kandungan lainnya yang terdapat pada belut. Di antaranya adalah asam lemak tak jenuh Omega 3, selenium, mangan, zinc, kalsium, zat besi, vitamin A, C, E, B12, dan masih banyak lagi. Berlimpahnya kandungan tersebut, tak heran jika belut disebut-sebut sebagai salah satu makanan yang bergizi.
Iya, belut merupakan salah satu makanan yang baik untuk tubuh. Misalnya kandungan vitamin A yang terdapat pada belut berfungsi untuk mempertahankan kesehatan mata. Kemudian, belut juga bisa mencegah penyakit diabetes mellitus. Manfaat ini diperolah dari kandungan omega 3 yang terdapat pada belut.
Selain itu, belut juga dipercaya mampu mencegah anemia. Kandungan zat besi yang terdapat pada belut memang ampuh untuk mengusir anemia. Jadi dengan mengonsumi belut, Anda akan terhindar dari keluhan anemia.
Nah, buat Anda yang masih mempunyai si kecil, tak ada salahnya menjadikan belut sebagai salah satu lauk pauk. Mengapa? Karena kandungan fosfor yang terdapat pada belut sangat membantu dalam pertumbuhan tulang anak. Dengan mengonsumsi belut, membantu pertumbuhan tulang semakin kuat.
Sekarang sudah tahu kan beragam kandungan dan manfaat yang bisa kita peroleh dengan mengonsumsi belut. Lalu, apa saja sih olahan dari si licin yang kaya protein ini?
Olahan Belut
Tak sedikit orang yang merasa geli ketika melihat belut. Lendir yang terdapat di sekujur tubuh belut menjadi salah satu alasannya. Namun siapa sangka, meski terlihat menggelikan, belut bisa diolah menjadi makanan yang nikmat.
Sebenarnya belut termasuk salah satu jenis ikan yang mudah diolah. Baik digoreng, dibakar, ditumis, atau direbus sekalipun tetap enak. Namun ingat, cara mengolah belut untuk orang dewasa dan balita itu berbeda.
Biasanya orang dewasa itu suka pedas, jadi tak ada salahnya untuk membuat belut goreng pedas. Cara pembuatannya tidaklah sulit. Langkah pertama cuci belut, kemudian potong-potong sesuai selera. Selanjutnya siapkan bumbunya, yaitu bawang merah, bawang putih, cabe merah, dan cabe rawit diulek hingga halus. Setelah itu goreng belut hingga garing. Kemudian masukkan bumbu yang telah dihaluskan tersebut. Aduk hingga rata dan belut goreng pedas siap disajikan.
Lalu, bagaimana dengan olahan belut untuk balita? Sebenarnya belut goreng juga aman dikonsumsi untuk balita. Namun sebaiknya, olahan belut untuk balita itu direbus. Misalnya dengan mencampurkan daging belut ke dalam sop. Iya, jika biasanya sop itu berisi daging sapi, kita ganti saja dengan belut. Toh daging belut tak kalah enaknya dengan daging sapi.
Nah, sekarang sudah tahu kan betapa besar manfaat si licin yang kaya protein ini. Masih mau melewatkan makanan bergizi ini? Atau malah penasaran dengan rasanya?
Daripada bertanya-tanya seperti apa rasanya, mending coba saja. Mungkin dari segi fisik menggelikan, bahkan menjijikan. Namun jangan salah, rasa daging belut itu lebih gurih dibandingkan jenis ikan lainnya loh!