Saat ini negara kita tercinta Indonesia telah mempunyai sosok pemimpin yang baru, setelah dekade dengan kepemimpinan yang sama. Meskipun pesta rakyat demokrasi itu telah usai, namun pelantikan belumlah dimulai. Untuk menuju ke bulan Oktober sebagai bulan pelantikan pemimpin bangsa, kita dihadapkan dengan berita yang sungguh tidak mengenakan. Berita dengan kasus yang sama, namun dengan pelaku yang berbeda. Korupsi!
Ya, lagi-lagi berita korupsi masih menghiasi berita teratas Indonesia. Banyak pejabat pemerintahan, dari yang berada di bawah hingga di atas, semuanya terkait kasus. Bahkan di antara sejumlah kasus tersebut, tentu banyak yang yang tidak kita dangka dan duga mengapa mereka terkait kasus demikian. Korupsi sendiri tentu merupakan perilaku yang sangat merugikan negara hingga ratusan miliar bahkan triliunan.
Namun, mengapa banyak pejabat kita yang sering terkait kasus korupsi tersebut? Mari kita simak paparannya berikut ini.
• Lemahnya iman
Satu dari sekian banyak alasan mengapa banyak orang melakukan tindak korupsi, terlebih dengan pejabat pemerintahan ialah lemahnya iman. Iman merupakan landasan seseorang itu baik atau tidak. Jika imannya baik maka akan baik pula tidak tanduknya. Namun sebaliknya, jika imannya lemah atau bahkan buruk sudah pasti semua tindak tanduknya akan buruk. Hal inilah yang diperlihatkan oleh para pelaku korupsi.
Lantas ada pertanyaan, bukannya mereka itu seorang muslim? Benar, mereka adalah seorang muslim. Namun jika membahas mengenai keimanan seseorang tidak bisa disangkutkan dengan agama seseorang. Muslim atau bukan, jika mereka memiliki iman yang kuat maka akan kecil kemungkinan melakukan tindak kejahatan.
Iman yang lemah itu bisa didasari oleh banyak hal. Akan tetapi, yang paling utama ialah mereka terlalu terlena dengan sifat duniawi dan tidak takuk kepada Tuhan. Jika mereka mengerti dengan apa itu agama dan takut kepada Tuhan, sudah pasti sikap tersebut akan dijauhi. Coba kita tengok, sudah berapa besar kerugian yang diderita oleh negara karena kasus dari “orang kepercayaannya?” Kondisi imanlah yang mendasari semua itu.
• Mudahnya akses keuangan
Pejabat pemerintahan merupakan orang yang memiliki kekuatan di sektor pemerintahan. Dengan kekuatan itulah mereka akan memiliki banyak kemudahan untuk melakukan banyak hal. Terlebih jika tindakan yang mempunyai nilai uang. Jika iman sudah lemah maka ketika akan melakukan sejumlah perilaku yang bernilai, hati akan tergoda bujuk dan rayu.
Mari kita tengok beberapa pejabat pemerintahan di tingkat desa. Di tingkat yang kecil itu saja masih banyak kemudahan yang didapat oleh mereka, apalagi jika sudah masuk pemerintahan negara. Selain itu, nilai dari suatu tindakan pun akan bernilai sangat besar. Hal inilah yang bisa mendorong mereka melakukan hal tercela.
Bagaimana tidak, katakanlah untuk urusan desa itu hanya bernilai puluhan juta, lalu untuk urusan provinsi maka akan ada ratusan juta yang mengalir. Uang sejumlah itu tentu akan membuat mata kita terbelalak untuk menyentuhnya. Dengan kemudahan itulah yang sering disalahgunakan oleh sejumlah orang yang tidak mempunyai hati terhadap rakyatnya.
• Ringannya hukum Indonesia
Selain kedua hal sebelulmnya, alasan lainnya yang membuat para pejabat senang melakukan korupsi ialah hukum yang masih terbilang lemah. Untuk ukuran Indonesia, negara yang dilabelkan dengan negara hukum, hukuman untuk seorang koruptor dapat dikatakan lemah. Bagaimana tidak, seseorang yang telah melakukan kerugian yang sangat besar terhadap negara hanya dihukum paling lama 10-15 tahun! Bahkan baru-baru ini ada hukuman yang diberikan untuk seorang koruptor yang hanya dijatuhi 4 tahun penjara!
Melihat sejumlah rentetan hukuman yang bisa dikatakan ringan itu, tidak heran jika korupsi semakin menjamur. Satu orang tertangkap maka muncul sepuluh orang baru yang melakukan koruptor lebih besar. Hukuman yang telah terjadi sebelumnya tentu tidak akan membuat mereka dan orang-orang yang akan melakukannya jera. Bahkan hampir dikatakan tidak ada rasa takut sehingga terus menerus dilakukan dan sulit untuk diberantas.
Hukuman yang dirasa pantas untuk pelaku korupsi ialah hukuman mati. Bahkan hukuman itu sudah berlaku di Cina. Seperti yang dikutip dari Sindonews, Cina merupakan negara yang menerapkan hukuman mati untuk pelaku koruptor. Bahkan tidak hanya kepada korupsi yang besar saja, untuk korupsi yang biasa-biasa saja hukuman itu diterapkan.
• Banyak keinginan di luar batas
Satu lagi alasan yang menguatkan para koruptor terus menerus menjamur ialah banyaknya keinginan yang ada di luar batas. Mempunyai keinginan memang menjadi hal yang lumrah untuk seorang manusia. Namun tidak selamanya keinginan tersebut bisa terpenuhi. Selain itu, tidak selamanya keinginan itu dikatakan wajar yang sesuai dengan keadaan kita saat itu. Hal itulah yang sering dimiliki oleh sejumlah pejabat korup.
Ketika memiliki suatu jabatan tentu kita ingin melakukan banyak hal, tidak hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk keluarga. Bahkan untuk yang lebih luasnya lagi untuk saudara dan kerabat lainnya. Mereka dengan rela membagi dan memberikan banyak keinginan di luar batas itu kepada kerabatnya.
Mari kita ambil contoh nyatanya, yakni liburan ke luar negeri dan kepemilikan mobil mewah. Kita tentu tahu berapa banyak biaya yang diperlukan untuk melakukan perjalanan ke laur negeri. Selain itu, berapa banyak biaya yang dibutuhkan ketika berada di negara yang kondisinya mahal? Tentu semua itu memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Selain itu, untuk kepemilikan mobil juga sama halnya dengan liburan ke luar negeri. Mobil jenis apa yang ingin dimiliki? Tentu saja bukan mobil dari jenis yang standar, melainkan jenis mobil mewah yang bernilai ratusan juta atau miliaran rupiah.
Dari kedua kasus tersebut, tentu itu tidak hanya dinikmati oleh sendiri saja, melainkan untuk keluraga dan kerabatnya. Untuk itulah, para pejabat korup melakukan korupsi. Jika tidak begitu, mana mungkin mereka memenuhi keinginan yang ada di luar batas tersebut? Sekali melakukan tindakan tersebut yang dikatakan mudah, tentu mereka akan melakukannya lagi. Bahkan dapat dikatakan mereka tidak akan pernah merasa puas terhadap tindakan mencuri uang rakyat tersebut.
Itulah sejumlah alasan yang menjadi dasar seorang pejabat melakukan korupsi. Jika melihat alasan-alasan tersebut, rasanya memang pantas jika korupsi masih sulit diberantas. Selain adanya kesadaran dari diri sendiri, juga diperlukan ketegasan hukum yang tidak pandang bulu. Jika semua itu sudah terlaksana, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara yang bersih dari korupsi. Imbasnya kepada rakyat yang akan menikmati kemakmuran di segala bidang.