Her sebuah judul film yang disutradarai oleh Spike Jonze dan dirilis pada Desember 2013. Selain karena film dengan genre drama romantis ini telah meraih penghargaan Best Picture, Golden Globe Winner, dan The Best Film of The Year, film ini juga memiliki kisah yang menarik dan layak untuk dikritisi. Film ini menggambarkan kekalutan-kekalutan manusia modern yang telah bersanding hidup dengan teknologi.
Film yang mengangkat tema cinta dan teknologi ini banyak memberikan kejutan, bahkan kamu yang menonton film ini sampai ahir akan langsung melakukan introspeksi diri setelahnya. Film yang diperankan oleh Joaquin Phonix, Amy Adams, Rooney Mara, Scarlett Johansson, Olivia Wilde, Sam Jeager, Katherine Boeher, dan Rachel Ann Mullins ini merupakan film fiksi drama romantis cinta yang menggabungkan dunia cinta realita dan teknologi.
Antara Manusia dan Kecanggihan Teknologi
Joaquin Phonix berperan sebagai Theodore yang berkerja sebagai seorang penulis. Rasa kesepian yang dirasakan oleh Theodore saat proses perceraian dengan istrinya yang bernama Chatrine membuat dirinya mengalami banyak perubahan sikap.
Perubahan sikap ini terlihat nyata ketika Theodore mulai menyimpan rasa cinta terhadap sistem operasi komputer pribadinya yang bernama Samantha. Perilakunya berubah signifikan karena Samantha yang hanya bagian dari sistem komputer mampu membuat dirinya merasa disayangi dan dirindukan.
Percakapan demi percakapan dilalui oleh Theodore dan Samantha hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan yang serius. Sayangnya, kehidupan sistem operasi sebagai bagian dari teknologi tentu akan hilang seiring berkembangnya zaman. Sampai pada suatu ketika, Samantha memutuskan untuk berpamitan pada Theodore karena sekelompok sistem operasi komputer ini akan segera dienyahkan.
Kepergian Samantha pun menjadi jelas. Di satu sisi, Samantha lah orang yang pertama kali mencintai dirinya tanpa sentuhan fisik. Namun di sisi lain, Chaterine yang mantan istrinya adalah orang dengan wujud fisik nyata yang pernah dan selalu ia cintai. Kesepian seperti itu ternyata tidak hanya dialami oleh Theodore. Teman dekatnya dan orang-orang sekitarnya pun ternyata memiliki hubungan intim yang sama seperti hubungan Theodore dengan Samantha.
Manusia Tetaplah yang Paling Dirindukan
Meskipun kecanggihan teknologi tersebut sudah bisa menggantikan posisi manusia selama beberapa waktu, namun setiap kondisi di dunia ini tentu adalah sama: terbatas. Kamu tetap harus memilih antara meninggalkan dan ditinggalkan karena pada akhirnya, baik manusia maupun teknologi tetap akan meninggalkan manusia.
Namun, film ini menunjukkan bahwa bagaimana pun tingginya rasa cinta yang dimiliki oleh Samantha terhadap Theodore, namun Theodore tetap menyimpan perasaan paling dalam dan abadinya terhadap mantan isterinya, yakni Chaterine.
Sindiran Terhadap Manusia Zaman Sekarang
Film ini sebetulnya merupakan sindiran bagi manusia zaman sekarang yang hidupnya tidak bisa lepas dari gadget dan media sosial. hampir semua orang berjalan sambil menenteng gadget, berbicara dengan gadget, dan tersenyum sendiri sambil melihat Facebook, Path, Twitter, Line, dan media sosial lainnya.
Ini merupakan bukti nyata bahwa manusia sebenarnya adalah makhluk yang kesepian sehingga teknologi menjadi salah satu sarana yang didaulat mampu menghapus kesepian tersebut, meskipun hanya sesaat.
Di media sosial, manusia bisa saling berbagi kesenangan, kesedihan, kesepian, dan berbagai informasi lainnya. bahkan tidak sedikit orang yang terlihat sangat bahagia ketika membuat status di media sosial. Namun setelah semua sistem tersebut dihilangkan, apakah manusia masih mampu menanggulangi kesepiannya? Manusia tentu akan kembali merindukan sesama manusia, bahkan merindukan Tuhannya. Inilah yang patut direnungkan dari film Her.