Memahami gaya belajar anak memiliki peranan yang sangat penting bagi pendidik atau guru, orangtua bahkan anak itu sendiri. Terkadang sebagai pendidik kita akan selalu menemukan beberapa anak didalam satu kelas yang mempunyai perbedaan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Namun perbedaan gaya belajar ini juga tidak selalu sama pada tiap anak, bisa jadi dalam satu kelas kecenderungan hanya pada satu gaya belajar dan beberapa yang lain dengan gaya belajar yang berbeda. Nah disaat seperti ini guru harus jeli memberikan metode belajar di kelas agar waktu mengajar dan mendidik menjadi efektif. Menurut para ahli psikologi , beberapa tipe anak ada yang mudah menangkap isi pelajaran jika disertai praktek. Siswa seperti ini lebih suka lebih menyukai belajar sambil mempraktekkan langsung, mengamati dan mempelajari berbagai hal nyata ketimbang mendengar penjelasan si guru. Sedangkan beberapa siswa yang lain dalam satu kelas itu mungkin lebih tertarik mengikuti pelajaran yang disertai berbagai aspek gerak. Contohnya, guru yang menerangkan materi pelajaran kesenian sambil sesekali diselingi nyanyian dan tepuk tangan.
Bahkan ada juga anak yang harus bersemedi menyendiri didalam kamar supaya bisa konsentrasi belajar. Namun cukup banyak juga yang mengaku justru terbuka pikirannya bila belajar sambil mendengarkan musik atau ada juga yang perlu untuk mengubah materi pelajaran menjadi komik atau corat-coret yang mudah difahami mereka. Penulis pernah juga menemui saat mengajar di kelas siswa dengan tipe seperti ini disaat guru mengajar membuat coret-coretan pada bukunya yang ternyata anak tersebut mengubah materi pelajaran yang sedang diterangkan dalam bentuk komik atau corat-coret yang mudah dibaca. Memang tidak bisa dipungkiri ada permasalahan anak yang tidak memahami materi belajar di kelas , bisa jadi terletak pada cara penyampaian materi yang digunakan. Setiap anak atau siswa memiliki kemampuan berbeda dalam menyerap informasi yang disampaikan guru saat belajar di sekolah. Hampir sebagian siswa menguasai semua hal yang mereka baca atau lihat. Sementara sebagian yang lain cukup dengan mendengar saja, atau dengan mempraktekkan langsung, Kemampuan inilah yang kemudian mempengaruhi gaya belajar anak.
KONTRIBUSI ORANG TUA SERTA MEMBANGUN KOMUNIKASI GURU DAN ORANGTUA
Apa pun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar yang bersangkutan bisa menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan memberikan hasil optimal. Disaat anak tak mampu memahami beberapa materi di sekolah pada standar yang tidak sama dengan teman-temannya. Terkadang guru bahkan orangtua saling memberikan alasan yang saling menyalahkan Guru mungkin menilai bahwa di rumah anak tersebut kurang perhatian dalam bimbingan belajarnya atau bahkan orangtua juga berbalik menyalahkan pihak sekolah atau guru yang tidak bisa mengajar dengan baik. Hal ini memang selalu menjadi bumerang seperti menjadi lingkaran setan karena saling menyalahkan dan bukan saling mencari solusi serta bersinergi membangun komunikasi atas kondisi anak di rumah dan di sekolah.
Padahal kita ketahui bahwa masing-masing pelajaran juga disampaikan oleh orang yang berbeda dengan karakter mengajar yang berbeda pula. Itulah mengapa, setiap orang tua ikut terlibat mengamati gaya belajar masing-masing anak. Dengan memahami hal itu, orang tua sudah ikut andil memberi kontribusi besar dalam keberhasilan belajar anaknya karena si anak jadi mudah menangkap materi pelajaran. Sehingga akan meminimalisir ketidakpahaman orang tua dan guru terhadap gaya belajar anak yang kerap menimbulkan kesalahpahaman. Begitu juga bagi guru untuk tidak langsung menegur jika melihat muridnya asyik membuat coretan-coretan, atau misalnya ketika di kelas langsung menegur anak yang terlihat tak bisa diam saat sedang diajar. Padahal bisa jadi perilaku corat-coret saat belajar bukan berarti ia malas belajar. Namun, ia justru tengah berusaha menangkap materi pelajaran lewat corat-coretnya tadi. Karena ada juga beberapa anak yang mudah mengerti jika materi pelajarannya disampaikan lewat gambar atau ilustrasi bahkan dengan sarana pembelajaran berbasis IT. Guru juga dituntut untuk kreatif dalam penyajian materi belajar di kelas. Anak dengan tipe seperti ini boleh jadi merupakan tipe aktif yang selalu kelebihan energi. Ia menyukai aktivitas fisik dan mudah bosan pada penjelasan panjang lebar.
Beberapa Gaya Belajar pada anak
Gaya belajar anak dapat dikelompokkan menjadi 3, dan setiap gaya menuntut cara khusus sebagai solusinya.
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar macam ini berhubungan dengan masalah penglihatan siswa. Gaya belajar anak visual adalah dengan memberikannya contoh-contoh nyata tentang materi yang diberikan. Ketika kita bicara tentang proses terjadinya hujan, maka kegiatan belajar dilakukan dengan cara yang kongkrit seperti dapat melalui menjerang air dalam panci dan kemudian mengamati tetesan uap air yang jatuh dari tutup ketika suhu disekitarnya turun. Ketika belajar pertumbuhan, maka anak diajak untuk menanam pohon dan mengikuti proses pertumbuhan dengan mengamati prosesnya.
Ciri-ciri dalam gaya belajar visual, antara lain:
a. Lebih mudah mengingat dengan cara melihat langsung,
b. Mudah berkonsentrasi oleh suara ribut atau berisik,
c. Suka mendemonstrasikan sesuatu daripada penjelasan.
Kelemahan dalam gaya belajar visual seperti kegiatan menyalin pelajaran di papan tulis mengalami kesulitan untuk lebih cepat dan teratur umumnya tulisannya berantakan sehingga tidak mudah terbaca.
2. Gaya Belajar Auditory
Tipe Auditori adalah tipe gaya belajar yang cenderung lebih mudah menerima dan mengolah informasi melalui indera pendengaran. Gaya belajar anak auditory sangatlah unik. Saat hendak ujian biasanya anak dengan tipe ini lebih suka belajar sambil dibacakan materi oleh kedua orangtuanya, sementara dia sambil melakukan aktivitas lainnya.namun ia sering kali berhasil membawa pulang nilai ujian yang tinggi. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat visual yang harus dibacanya. Untuk membantunya belajar cukup bicarakan materi tersebut beberapa kali dalam waktu yang berbeda maka anak akan mengingatnya kemudian. Ciri-ciri anak dengan tipe gaya belajar Auditori:
a. Menyukai kegiatan mendengar radio, musik, sandiwara, debat, atau diskusi.
b. Mendengarkan rekaman bisa pula dengan merekam suaranya sendiri dan menyampaikan kembali apa yang dipelajarinya secara lisan termasuk menyukai laporan secara lisan
c. Menyukai dibacakan cerita dengan berbagai intonasi jika membaca lebih suka dengan mengeluarkan suara karena merasa nyaman mendengar suaranya sendiri.
d. Mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nada bicara .
e. Cenderung mengingat dengan baik kata-kata dan gagasan yang pernah diucapkan. Termasuk mudah mengingat nama orang dan mudah menirukan ucapan orang dengan baik.
f. Aktivitas kreatif berupa berbicara, bernyanyi, berdebat, bercerita, diskusi dan sesi tanya jawab menjadi kesukaannya.
g. Mampu berbicara dengan fasih
Kendala dan kelemahan anak dengan tipe gaya belajar Auditori adalah lemah dalam mengingat apa yang dibacanya bila tidak disuarakan, Kecenderungan banyak bicara atau sebaliknya menjadi sangat pendiam. Sulit konsentrasi bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut apalagi jika anak memiliki konsentrasi yang lemah dikarenakan lebih memperhatikan informasi yang didengarnya jadi kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya.
3. Gaya Belajar Kinestetik
Anak dengan tipe ini hampir tidak pernah dapat berdiam diri. Ia akan menggambar atau memainkan pensilnya saat guru menerangkan. Simbol, peta, lambang adalah hal tersulit baginya. Siswa yang menyukai gaya belajar kinestetik umumnya lebih suka bergerak dan tidak betah duduk lama serta sering menundukkan kepala saat mendengarkan Setiap guru di kelas hendaknya menyiapkan alat peraga alternatif bagi siswa tipe ini. Alat peraga adalah teman belajar paling tepat bagi anak dengan gaya belajar tipe ini. Siswa akan lebih cocok berkembang bila di sekolah menggunakan metode belajar dengan sistem active learning, contextual learning serta learning by doing…Kegiatan olah raga, kegiatan outbond, menari, atau melakukaj kegiatan eksperimen di area yang bisa membuattnya bisa bereksplorasi sangat membuat mereka tertarik untuk merangsang minat belajarnya. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
a) Kegiatan menghafal sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
b) Lebih cepat belajar melalui praktek langsung atau manipulasi (trik, peraga)
c) Lebih banyak melakukan gerak fisik dan punya perkembangan otot yang baik.
Betapa pentingnya kita sebagai guru atau orangtua memahami gaya belajar siswa kita atau anak-anak kita karena dengan begitu kita memanusiakan mereka.Ketika Manusia mengenal potensi mereka,gaya unik mereka, dan cara mereka menyerap informasi secara efektif, dengan sendirinya mereka akan mencapai tujuan sebagai suatu spesies : menjadi pembelajar yang sukses dengan gaya mereka sendiri
Sumber : Disarikan dari berbagai sumber.