Jilboobs, Salahkah Aku?

Setiap hari semakin banyak wanita muslim di Indonesia yang memutuskan untuk mengenakan jilbab, termasuk Aku. Model jilbab saat ini dibuat menarik sehingga wanita yang memutuskan berjilbab tak perlu takut disebut ketinggalan zaman dan tak fashionable. Selain model jilbab yang bermacam-macam, saat ini dikenal juga istilah jilboobs. Jilboobs merupakan istilah yang dipakai untuk wanita berjilbab namun masih terlihat menonjol auratnya. Hal tersebut sebagian besar karena jilbab yang terlalu pendek dan pakaian yang terlalu ketat.

Istilah jilboobs bisa jadi tamparan bagi Aku yang mungkin pernah berpakaian semacam itu. Sebagian wanita yang pernah berpakaian seperti itu bisa jadi tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan karena memang terbiasa. Wanita pada dasarnya diciptakan berbeda-beda bentuk tubuhnya, bagi yang memiliki bagian dada besar bisa jadi yang paling menjadi sorotan dalam istilah jilboobs.

Masalah dalam jilboobs pertama adalah jilbab yang tak sesuai syariat, misalnya terlalu pendek sehingga tak dapat menutupi bagian dada wanita yang menonjol. Aku sering mengenakan jenis jilbab pendek itu karena kesannya lebih praktis dan sporty sehingga tidak mengganggu aktivitas. Masalah kedua dari jilboobs adalah pakaian yang terlalu ketat. Kadang kita mudah terbujuk dengan embel-embel fashionable atau modis. Aku juga masih senang dengan jenis pakaian yang berbahan kaos, namun tak nyaman juga kalau terlalu ketat. Tapi nyatanya di pasaran, baik pakaian ataupun celana panjang banyak yang berukuran kecil sehingga memang ketat saat digunakan. Sepertinya lebih sulit menemukan baju dan celana yang longgar daripada yang ketat, ukuran di toko lebih banyak untuk tubuh kurus atau tubuh model dengan dada yang tak terlalu menonjol.

Jadi jilboobs, salah siapa? Apa salah perempuan yang memiliki tubuh bagus? Sebagian muslimah bisa saja memilih pakaian ketat karena merasa sudah nyaman dengan hal itu. Tapi jika tak ada yang memperingatkan tentunya akan dijadikan kebiasaan juga. Aku tahu, dalam menjalani kehidupan ini tak hanya dilihat oleh orang lain tapi juga oleh Tuhan yang telah menurunkan aturan-aturan hidup. Jika ada orang lain yang menertawakan karena Aku berbuat salah, secara tanpa sadar kadang tak bisa menerimanya. Memang selalu terasa berat saat mencoba mengubah kebiasaan, tapi kata orang-orang tak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Aku harap orang-orang itu bisa membantuku, baik teman, saudara, pelaku fashion, pedagang pakaian, toko-toko, dan orang-orang—laki-laki—yang merasa dirugikan saat melihat “Aku”.

Leave a Comment