Writer’s Block: Kenali Sebabnya, Lalu Atasi

Setiap penulis hampir pasti pernah mengalami writer’s block.  Yaitu kondisi ketika seorang penulis kehilangan ide, pikiran menjadi buntu, sehingga tulisan menjadi mandeg di tengah jalan. Writer’s block bisa menghampiri penulis mana pun, baik penulis senior, profesional, hingga yang masih pemula (seperti saya ini). Kondisi ini bagaikan suatu penyakit, sehingga apabila tak segera diobati tentu juga ...

Setiap penulis hampir pasti pernah mengalami writer’s block.  Yaitu kondisi ketika seorang penulis kehilangan ide, pikiran menjadi buntu, sehingga tulisan menjadi mandeg di tengah jalan. Writer’s block bisa menghampiri penulis mana pun, baik penulis senior, profesional, hingga yang masih pemula (seperti saya ini). Kondisi ini bagaikan suatu penyakit, sehingga apabila tak segera diobati tentu juga tak akan sembuh dan bisa berkepanjangan.

Untuk mengobati writer’s block tentu kita harus tahu dulu apa penyebabnya. Sependek pengetahuan dan pengalaman saya, penyebabnya bisa bermacam-macam. Bisa jadi penulis kekurangan bahan tulisan, semangat yang kurang, atau sedang ada masalah tertentu sehingga konsentrasi dalam menulis menjadi berkurang. Berikut ini beberapa penyebab munculnya writer’s block dan upaya untuk mengatasinya.

  • Kurang bahan (referensi)

Kekurangan bahan tulisan atau referensi dalam membuat suatu naskah tulisan bisa menyebakan tulisan berhenti di tengah jalan. Biasanya hal ini dialami penulis non-fiksi yang memerlukan banyak referensi. Menjadi lucu bila tulisan diteruskan dengan “mengarang indah”. Maka satu-satunya jalan, penulis harus kembali mencari referensi baru. Bisa dengan membuka buku, browsing di internet, bertanya kepada ahlinya, dan sebagainya.

  • Kurang Ide

Penulis naskah fiksi seringkali mengalami hal ini. Dia kehilangan ide, kehilangan imajinasinya untuk meneruskan tulisan (cerita). Bila hal ini terjadi, banyak sekali yang bisa dilakukan untuk mencari summber inspirasi. Misalnya dengan membaca buku, bercerita dengan teman, berjalan-jalan keliling kota, atau dengan melakukan aktivitas menyenangkan lainnya. Seringkali ide akan keluar ketika pikiran tak ada beban.

  • Kurang fokus

Adakalanya kita kurang fokus dalam menulis. Banyaknya media sosial seringkali mengalihkan perhatian sehingga tulisan menjadi tidak jalan. Bagaimana tidak, sebentar-sebentar perhatian kita tersedot untuk ber-facebook-ria, mengetwit, bermain instagram, dan yang lebih parah jika tergoda bermain game. Bila kita tak bisa menyeimbangkan aktivitas menulis dengan “menyambi”, maka sebaiknya kita meminimalisir dulu godaan yang ada. Misal dengan mematikan dulu Facebook atau Twitter.

  • Ada masalah

Munculnya suatu masalah dalam keseharian kita juga bisa menyebabkan kita tidak fokus dalam menulis, sehingga ide mampet di tengah jalan. Jalan keluarnya, sebaiknya tenangkan dulu pikiran. Lakukan aktivitas yang menyenangkan sehingga otak menjadi lebih fresh dan siap untuk kembali menulis. Bisa dengan jalan-jalan, makan makanan yang disukai, menonton film, ketemu dengan teman, dan sebagainya.

  • Lelah

Ini adalah masalah fisik, namun bisa juga menyebabkan writer’s block. Fisik yang lelah sangat mungkin menyebabkan otak tak bisa bekerja optimal. Maka sebaiknya istirahat dulu daripada berlama-lama di depan tulisan tapi tak menghasilkan apapun. Badan akan semakin lemah, hasil pun tak ada.

  • Kehilangan mood

Seringkali kita kehilangan mood, entah apa sebabnya. Sehingga kita menjadi malas dalam menulis. Sebenarnya kita tak boleh terlena dengan mood jelek. Mood harus kita kelola. Menumbuhkan kembali semangat dalam diri yang bisa mengalahkan mood jelek tersebut. Kuncinya ada pada diri sendiri, kita harus menata niat dan harus memaksakan diri untuk tetap menulis.

  • Orientasi yang bergeser

Kita menulis pasti mempunyai orientasi. Misalnya menulis web content untuk mendapatkan penghasilan. Namun apabila orientasi kita bergeser, kita menjadi seenaknya dalam menulis. Sikap santai seperti ini akan menyebabkan kita tak bersemangat, menunda-nunda dalam menyelesaikan nasah, yang akibatnya tulisan bisa mandeg. Solusinya kita harus mengingat kembali orientasi menulis kita untuk apa. Kita harus menata ulang komitmen yang telah dibangun di awal menulis.

  • Lupa tujuan utama

Apakah tujuan kita menulis? Apakah sebgai hobi, untuk mencari penghasilan, atau menyalurkan aspirasi dan membangun idealisme. Setiap penulis pasti berbeda-beda tujuannya. Namun agar tak sia-sia, sebaiknya menulis tetap dilandaskan untuk tujuan ibadah. 

Apabila kita menulis untuk menyelesaikan suatu job, kita harus ingat bahwa itu adalah amanah yang diberikan kepada kita. Sehingga writer’s block yang menghadang harus kita singkirkan secepat mungkin.

Menulis yang ditujukan untuk ibadah memungkinkan kita mempunyai semangat yang lebih, karena kita merasa bertanggungjawab kepada Tuhan.

 

Itulah beberapa sebab yang menjadikan writer’s block menghampiri penulis dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, dan tetap semangat menulis 🙂

 

bahagia

d3kusumastuti
Ibu 2 anak balita, tinggal di Sidoarjo

More from Penulispro.net Blog

5 Cara Jitu Menghentikan Sifat Konsumtif

Berniat shopping jaman sekarang sangat mudah. Bisa melalui cara online. Namun tetap waspada itu perlu saat Anda berbelanja dengan cara ini. Supaya tidak berakhir ...

Tips Membuat Seni Aquascape Kreatif yang Unik dan Menarik

Penulispro.net – Aquascape merupakan salah satu seni kreatif yang unik. Biasanya, orang berkebun di media tanah, maka pada aquascape ini berkebun di dasar air ...

Cara Setting Novel Ciamik dengan 3 Hal Ini!

Penulispro.net – Setting adalah salah satu faktor penting dalam membangun cerita dalam sebuah novel.  Ada setting latar dan waktu. Lebih elok jika kita dapat ...

Leave a Comment