Penulispro.net – Setting adalah salah satu faktor penting dalam membangun cerita dalam sebuah novel.
Ada setting latar dan waktu. Lebih elok jika kita dapat memaparkan itu semua dalam narasi yang memikat. Tidak melulu telling, tetapi usahakan showing agar bisa merangsang imajinasi pembaca. Ajak pembaca berjalan-jalan dalam khayalan melalui pemaparan tempat dan waktu dalam cerita.
Mengenai membangun setting, ada beberapa highlight yang harus kita kuasai agar bisa menyajikan setting yang benar-benar bernyawa, di antaranya:
- Riset
Melakukan riset wajib hukumnya. Sejatinya menulis tanpa riset sama saja melakukan pembodohan. Pun saat kita menentukan tempat dan waktu dalam cerita. Tentu kedua hal tersebut harus sesuai dengan tema dan sinopsis cerita. Semisal, jika kita ingin membuat cerita bertema medis, lakukan riset mendalam yang berhubungan dengan tema. Kunjungi rumah sakit dan amati apa yang ada dan terjadi di sana. Dengan siapa kita bertemu, kapan waktu-waktu kunjungan dokter, besuk pasien, dan lain-lain.
Atau jika kita ingin mengambil setting luar negeri, cari informasi sebanyak mungkin mengenai tempat itu. Bila tidak punya ongkos ke sana, kita bisa mengunjungi tempat itu secara virtual. Kini banyak berita terkait apa pun di internet. Manfaatkan itu dan cari informasi sebanyak mungkin.
Jika bisa, wawancara seseorang yang biasa berkunjung ke tempat itu atau justru tinggal di sana. Bagaimana pergantian siang dan malamnya. Berapa lama perjalanan dari kota A ke kota B, ada apa saja di sana, ciri khas wilayah itu apa, dan lain sebagainya.
Akan lebih rumit jika kita menentukan setting dalam tema fantasi. Pembaca harus lebih dikenalkan dengan dunia ciptaan kita, jangan pelit informasi karena itu akan menjadikan pembaca bingung. Saat saya menulis Acroxia The Exotic Land, pertama kali yang saya lakukan adalah membuat peta Jagat Acroxia lengkap dengan deskripsi elemen-elemen pembangunnya: air, awan, tanah, dll.
- Gunakan panca indera
Tuliskan apa yang mungkin dirasakan oleh indera kita saat berada dalam setting tempat dan waktu. Ceritakan apa yang kita lihat, kita hidup baunya, kita rasakan pada kulit kita, dan masih banyak lagi. Tentu terpaan angin di Sahara akan berbeda dengan angin sepoi-sepoi di perkebunan teh.
Begitu pula dengan apa yang kita lihat. Suasana di pasar akan tampak jelas berbeda dengan suasana di rumah sakit. Mungkin ramainya bisa sama, tetapi aromanya, kondisi lorongnya, akan jauh berbeda, termasuk seperti apa orang yang berkunjung ke sana, dan bagaimana raut wajah mereka.
Suara apa yang terlintas di telinga. Tentu jika berada di pasar, keributan yang terdengar adalah para pedagang yang sedang menawarkan barang dagangan, atau hebohnya para pembeli menawar harga. Di rumah sakit yang terdengar adalah rintihan pasien yang sakit, dengungan alat medis, atau suara pengumuman pertanda code blue yang terdengar dari pelantang suara.
- Gunakan cara yang khas
Cara dalam hal ini adalah bagaimana kita menyampaikan informasi mengenai setting tempat dan waktu. Ada beberapa penulis yang memaparkan dalam dialog si tokoh. Ada pula yang mendeskripsikan dalam narasi yang kuat. Pertahankan kekhasan itu agar pembaca tahu identitas dan gaya penulis. Sebagian penulis memilih menjadi puitis, ada juga yang gamblang dan terus terang. Sejauh mana ia mengeksplor imajinasi pembaca, sah-sah saja, asal pesannya tersampaikan dan tidak menyesatkan.
Rasanya akan aneh jika di dalam ruang operasi suasananya temaram dan lembap. Ruang operasi itu harus terang benderang dan suhunya dingin. Akan aneh juga jika ada ruang operasi dicat dengan warna merah jambu monyet. Jadi pikirkan pemilihan bangun ruang yang akan disajikan dalam tulisan kita. Jangan sampai karena mempertahankan kekhasan kita melakukan kesalahan fatal.
Maka, jika ingin menulis novel yang bagus, jangan berhenti membaca dan lakukan riset mendalam.
Penulis: Windy Marthinda