Menyesal menjadi hal biasa sekaligus mengesalkan dalam hidup kita. Menyesal, bisa membuat langkahmu terhadap sesuatu menjadi serba hati-hati.
Kamu pada akhirnya kerap mengkhawatirkan hal-hal yang sebenarnya belum tentu terjadi. Semua akan menjadi serba terbatas. Karena kamu takut dengan penyesalan.
Penyesalan memang menjadi salah satu dari sekian banyak hal yang sulit diterima dalam hidup. Daripada kesulitan untuk menerima, lebih baik dari awal dihindari saja. Begitu kira-kira.
Tapi, jika melulu seperti itu, kamu tidak akan tahu sejauh mana kemampuanmu. Kamu belum tahu batasmu dan tidak akan pernah sampai bahkan melewatinya untuk naik ke batasan yang lebih tinggi.
Menyesal hadir dari campuran perasaan marah, rasa bersalah dan kesedihan. Semua itu akan semakin parah ketika penyesalan disebabkan oleh diri sendiri. Enggan memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri pada akhirnya adalah hal yang pelan-pelan akan membunuhmu.
Semakin parah jika kamu terus larut dalam penyesalan. Dan penyesalan pada akhirnya menjadi semacam trauma dalam hidupmu. Terus, apa kira-kira yang bisa dilakukan? Berdamai dengan penyesalan! Sulit, tapi bukan hal yang tidak mungkin dilakukan.
Kira-kira, apa saja yang bisa kamu lakukan ketika menyesal? Ketika penyesalan datang dengan kurang ajar?
1. Terima Penyesalan, Akui Kesalahan
Ketika kamu mengakui sebuah kesalahan, kamu menerima, artinya kamu siap untuk mulai memperbaikinya, untuk mulai mengobatinya. Ini adalah langkah pertama yang bisa dan harus kamu lakukan sebelum melakukan hal-hal lain.
Ketika kamu sudah menerima, semua “pengobatan” akan lebih mudah dilakukan. Kamu pada akhirnya seperti memegang kendali, bukan orang lain yang memegang kendali atasmu. Ini baik untuk keadaan psikologismu. Rasa bersalah, tidak akan membesar. Ia akan teredam ketika kamu mulai bisa memegang kendali itu tadi.
Mengakui kesalahan, menerima bahwa kamu menyesal akan memudahkan kamu untuk mencari jalan keluar. Pikiranmu menjadi lebih terbuka, karena tidak ada lagi beban di kepala. Berbaga solusi seperti lancar mengalir, dan masalahmu, kesalahanmu bisa lekas diperbaiki.
2. Mulai Mengambil Pelajaran
Setelah dengan lapang dada mengakui kesalahan, menerima penyesalan, hal selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah mulai ambil pelajaran.
Merefleksikan kehidupan bisa dilakukan kapan saja. Kamu gak harus menyepi di tempat sepi. Lakukan refleksi kapan saja dan di mana saja.
Mulai ingat-ingat dan pikirkan kembali mengenai hal yang sulit kamu terima dalam hidup, terutama yang sudah terjadi. Darinya, kamu akan kembali belajar.
Kamu seperti mengumpulkan clue untuk memecahkan sebuah masalah. Dengan menggali dan merefleksikan masalah-masalah dan keputusan-keputusan di masa lalu, siapa tahu pikiranmu menjadi lebih terbuka.
Pisahkan manfaat dan kekurangannya. Jadikan setiap keputusanmu sebagai sarana pembelajaranmu. Ingat bahwa tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini.
3. Sesekali Maklumi Batasmu
Kamu, sesungguhnya tahu betul sampai di mana batasmu. Iya, kan?! Tapi kadang, kamu lupa hal itu. Memaklumi batasmu sesekali bukan hal buruk sama sekali. Jangan menghukum dirimu sendiri terlalu berat.
Jika penyesalan terbesarmu ada di masa lalu, coba ubah cara pandangmu terhadap hal itu. Kamu yang sekarang, beda dengan kamu yang dulu.
Pelajaran yang didapat di masa lalu, bisa kamu jadikan bekal untuk menghadapi berbagai permasalahan. Dengan mengakui batasanmu, sesekali memakluminya, kamu akan lebih hati-hati dan akan terhindar dari penyesalan.
4. Memaafkan
Penyesalan terhadap masa lalu adalah benteng besar yang siap menghalangi langkahmu untuk jauh melangkah ke depan. Satu-satunya cara meruntuhkannya adalah mulai memaafkan kesalahanmu di masa lalu itu.
Jangan terlalu keras dengan diri sendiri. Karena yang bisa membunuhmu secara perlahan pada akhirnya adalah hal-hal yang seperti itu. Jika terus-menerus tenggelam dalam penyesalan, kamu akan stress dan sulit untuk berkembang. Selalu dirundung kecewa dan berpikiran negatif.
Hanya dengan memaafkan diri sendiri, kamu bisa “sembuh” dari perasaan penyesalan di masa lalu dan mulai bangkit untuk masa depan. Yang lalu, ambil baiknya, buang buruknya.
5. Besarkan Hatimu
Menghadapi penyesalan membutuhkan hati yang besar. Hati yang besar bisa menampung apa pun. Penyesalan, memakan tempat yang banyak. Jika hatimu sempit, tidak akan ada hal lain yang dapat ditampung. Karena itu, besarkan hatimu. Cara membesarkan hati adalah dengan menerima dan memaafkan diri sendiri, kesalahan diri sendiri.
6. Mulai Menyadari Bahwa Kamu adalah Manusia
Selumrahnya manusia, yang tidak pernah luput dari salah dan dosa, itulah kamu. Penyesalan, karena melakukan sebuah kesalahan, tidak akan memberikanmu apa pun.
Segera maklumi, segera maafkan dirimu sendiri, bahwa sebagai manusia, melakukan kesalahan adalah wajar. Yang tidak wajar adalah terus-menerus tenggelam dalam penyesalan dan tidak melakukan apa pun untuk memperbaikinya.
Kadang, ah kamu juga pasti tahu, bahwa pelajaran bisa didapatkan dari sebuah kesalahan. Jika kamu selalu benar, kamu tidak akan pernah belajar.
7. Penyesalan Setelah Melakukan Kesalahan, Tanda Kamu Normal
Setelah melakukan kesalahan dan kamu menyesal, artinya kamu normal! Selamat karena tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Menyesal, juga mengabarkan bahwa hatimu masih memiliki nilai-nilai baik. itu adalah pondasi atau modal yang kuat sebagai langkah awal untuk memperbaiki kesalahan.
Bisa bayangkan seseorang yang tak mengenal kata menyesal setelah melakukan kesalahan? Ia pasti akan dengan ringan kembali melakukan kesalahan-kesalahan.
8. Penyesalah Bisa Menyelamatkan Harga Dirimu
Kesalahan, ada kalanya membuatmu merasa kehilangan harga diri. Padahal, manusia bisa saja melakukan salah, dengan berbagai alasan.
Mengakuinya dan menyesal, lalu berusaha untuk tidak mengulanginya lagi, akan membuat harga dirimu terselamatkan. Dengan penyesalan, kamu menunjukkan bahwa kamu memiliki niat baik untuk memperbaiki.
Yang jelas, menyesallah dengan tulus, jangan menyesal karena ingin terlihat menyesal. Mereka akan bisa membedakan mana penyesalan yang tulus dan mana penyesalan yang dibuat-buat.
9. Penyesalan Membuat Hidupmu Naik Turun Berwarna
Penyesalan, menjadi bumbu dalam kehidupanmu. Ia akan menyedapkan jalan hidupmu yang datar. Darinya timbul gejolak-gejolak yang bisa mematikanmu atau membuatmu lebih jauh bangkit.
Ia berwarna. Warna-warni membuat hidupmu memiliki aneka cerita yang bisa dibagikan sebagai bahan pelajaran bagi anak dan cucumu nanti.
Menyesal tak pernah di awal, selalu saja hadirnya belakangan, setelah terjadi barulah sadar, kumenyesal.
Begitu kira-kira lirik lagu yang dinyanyikan oleh Dessy Ratnasari tentang menyesal. Lirik lagu itu, sama sekali gak salah. Menyesal memang gak pernah di awal. Ia hadir selalu di bagian belakang. Menampar dan menyadarkan.
Bahwa kesalahan selalu mengintai kita kapan pun. Ia bisa hadir tanpa direncanakan. Dan menyesal atau penyesalan, selalu satu paket dengannya. Ia jugalah yang kadang menjadi pengobat lara. Penyembuh yang menyakiti terlebih dahulu, obat yang perih.
Jika kamu merasa takut untuk menyesal, kamu tidak akan mengetahui bagaimana cara memperbaiki kesalahan. Berhati-hati memang diperlukan dalam setiap lini kehidupan. Tapi, seorang pemberani tidak takut melakukan kesalahan, sekalipun harus menyesal dan tersengal-sengal.