Tabula Rasa merupakan film ketiga dari rumah produksi Lifelike Pictures. Lifelike Pictures bisa dianggap sangat berani meluncurkan film dengan tema kuliner.
Iya, Lifelike terbilang cukup berani memunculkan genre film yang berbeda. Di saat rumah produksi lainnya berlomba-lomba membuat film bergenre romantis, Lifelikes justru meluncurkan film kuliner. Cukup berani bukan?
Film Tabula Rasa
Sebelum membahas terlalu jauh soal film Tabula Rasa, pasti banyak yang penasaran dengan judulnya. Banyak yang bertanya-tanya, apa makna dari kata “Tabula Rasa”? Tabula Rasa sebenarnya berasal dari bahasa latin yang artinya memulai sesuatu yang baru tanpa berprasangka buruk. Jadi maksudnya, ketika akan memulai sesuatu, fokuslah dan jangan takut akan gagal. Lalu, bagaimana latar belakang dari film Tabula Rasa ini?
Film Tabula Rasa ini ditulis oleh Tumpal Tambolon dan disutradarai Adriyanto Dewo. Tabula Rasa bisa dibilang menjadi film kuliner Indonesia pertama. Kenapa? Iya memang pada kenyataannya, baru film Tabula Rasa yang mengangkat tema kuliner khas Indonesia.
Pembuatan film Tabula Rasa bukan hanya untuk menarik perhatian banyak orang untuk menonton, melainkan juga sebagai media promosi kuliner Indonesia. Yups, kehadiran film Tabula Rasa secara tidak langsung memamerkan betapa lezatnya kuliner Indonesia. Dan sang penulis cerita memilih untuk mengangkat masakan dari Ranah Minang atau masakan Padang.
Mungkin banyak yang beranggapan bahwa film Tabula Rasa ini membosankan. Eits kata siapa, justru film Tabula Rasa ini memberikan warna baru dalam perfilman Indonesia. Ceritanya sangat menarik dan dikemas secara apik. Menghibur, namun tetap ada pesan positif yang bisa diambil.
Selain menarik dari alur ceritanya, film kuliner Indonesia pertama ini sangat spesial karena dalam pengambilan gambarnya menggunakan teknologi-teknologi canggih. Misalnya dari penggunaan kamera. Kamera film Tabula Rasa sama dengan kamera yang digunakan pada film “Guardians of Galaxy”, “Life of Pi”, dan “Skyfall”. Penggunaan kamera yang canggih ini bukan hanya mampu menangkap warna-warna dari berbagai masakan Minang, melainkan juga mampu menangkap keindahan alam Serui Papua. Dengan kata lain, film Tabula Rasa ini bukan hanya memamerkan masakan Minang, melainkan juga keindahan alam Serui, Papua.
Selain menggunakan teknologi canggih, Tabula Rasa juga ajib banget dalam penataan musiknya. Tabula Rasa menghadirkan nuansa music tradisional, seperti tifa, triton, saluang, dan talempong dengan ritme dinamis. Penggunaan alat music tradisional ini semakin menonjolkan budaya Minang.
Pemain Film Tabula Rasa
Film kuliner ini dibintangi oleh aktris kawakan Dewi Irawan yang berperan sebagai Mak. Kemudian ada juga Ozzol Ramdan sebagai Natsir dan Yayu Unru sebagai Parmanto. Dan pemain utamanya adalah Jimmy Kobogau yang berperan sebagai Hans. Tabula Rasa ini merupakan debut pertama Jimmy Kobogau dalam dunia perfilman Indonesia.
Untuk bermain di film Tabula Rasa ini tidaklah mudah. Semua pemain harus berjuang keras buat belajar berbicara dengan dialek Minang. Yups, semua pemain dituntut bisa berbicara dengan dialek Minang yang kental. Meskipun awalnya merasa kesulitan, namun akhirnya dialek Minang itu bisa dikuasai oleh para pemain Tabula Rasa.
Selain dituntut berbicara dengan logat Minang, para pemain juga harus bisa mengolah masakan Minang. Kenapa? Iya karena dalam film Tabula Rasa ini fokusnya adalah pada masakan Minang. Jadi mau tidak mau, semua pemain harus belajar mengolah masakan. Misalnya belajar memotong ikan dengan tanduk kerbau atau belajar membersihkan sisik ikan.
Agar suasana Minang itu bisa didapat senatural mungkin, film Tabula Rasa ini melibatkan beberapa tokoh yang mengerti akan budaya Minang dan kulinernya. Di antaranya adalah Chef Adzan (penasihan kuliber), Reno Andam Suri (penulis buku Renang Traveller), dan Tom Ibnur (penasihat budaya Minang). Keterlibatan para tokoh-tokoh tersebut tidak lain untuk membuat film Tabula Rasa ini sarat akan budaya Minang.
Sinopsis Tabula Rasa
Hans (Jimmy Kobogau) merupakan pemuda dari Serui Papua yang bercita-cita menjadi pemain bola professional. Kemampuan dalam mengocek bola menjadi bekal untuk meraih cita-citanya. Cita-cita sebagai pemain bola professional hampir terwujud ketika ada klub besar yang tertarik untuk merekrut Hans sebagai pemain di timnya. Namun sayang, sesuatu terjadi dan akhrinya memupuskan cita-cita Hans menjadi pemain sepak bola professional.
Rasa sedih, putus asa, kecewa, marah, semua jadi satu. Hans sangat terpukul dengan kejadian ini. dan saat rasa putus asa itu menggelayuti pikirannya, Hans tak sengaja bertemu dengan Mak (Dewi Irawan). Mak merupakan pemilih rumah makan Padang sederhana (Lapau). Melihat wajah Hans yang muram, Mak mengajak Hans ke lapaunya. Dan di lapaunya, Mak memberi Hans semangkuk gulai kepala ikan hangat.
Ternyata kehadiran Hans di lapau Mak justru ditolak mentah-mentah oleh Yayu Unru (Parmanto) sang juru masak dan sang pelayan Natsir (Ozzol Ramdan). Keadaaan semakin memburuk ketika lapau Mak mempunyai saingan. Iya ada rumah makan baru yang lebih besar berada tepat di depan lapau Mak. Hal ini membuat Mak, Natsir, Hans, dan Parmanto harus memutar cara untuk menyelamatkan lapaunya. Karena dari hari ke hari, rumah makan Padang sederhana milik Mak sepi penungjung.
Lalu, bagaimana kelanjutan cerita film Tabula Rasa? Sanggupkah Mak, Hans, Parmanto, dan Natsir menyelamatkan lapaunya? Penasarankah?
Sabar saja, rasa penasaran itu akan terbayar lunas pada tanggal 25 september 20014. Yups, film Tabula Rasa ini serentak tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 25 September 2014. Jadi kalau penasaran sama alur ceritanya, tonton Tabula Rasa, film kuliner indonesia pertama.