Angin Yang Membawa Bunga – Part. 1

Angin Yang Membawa Bunga 

Harumnya bunga bukan semata karena mekarnya sendiri, melainkan juga karena semilir angin yang berhembus
 

Bandung, 10 September 1982

 

Bola, susu, jolang, dot, bantal angsa, basah, bau pesing pagi, bubur pisang, telor setengah mateng week!,. “a..aaaam…” “Lagi..lagi..aa..aamm”. “Matahari, Kenapa sih bunda selalu menyuapiku telor setengah mateng? yiek! i really hate it mom!

Susu+telor dan madu hidangan spesial hari ini. “Waaa..kenapa bunda tak mau mengerti juga! aku benci bila minum susu yang harus dicampur telor dan madu, hiks..”

 

Bandung, 10 September 1983

 

Selamat pagi matahari! maaf aku menyapa terlalu siang. Pukul 9 belum terlalu siang untuk bermain kan? bunda menyuruhku mandi dahulu, dan makan sebelum aku bermain.

Wah hari ini cerah sekali.. nampaknya hatimu sedang bahagia matahari? lihat saja tanaman cengkeh itu ranum buahnya. Anggun tapi tak sombong dengan harum cengkehnya yang menyengat.

Ada yang berbeda dengan latar disini.. waah ayahku pasti telah menyiangi rumput ini kemarin hari. Cukurannya memang tidak begitu rapih, tapi.. cukup membuat sepetak taman depan rumah ini terlihat keren.

Eh, kupu-kupu! wah terbangnya lucu! Pak-pak-pak kepak sayapnya. Hihi..jadi nyanyi deh, awas kamu Sirama-rama aku tangkap kau! yah…ha..ha..ha, cantik sekali kupu-kupu ini. Kata Dodi kalau ada kupu-kupu dirumah kita, itu pertanda bakal ada tamu yang datang, apa iya ya?

Wah kalau begitu pasti nanti bakalan banyak tamu yang datang, karena banyak sekali kupu-kupu di taman ini… hey! ulat bulu diatas getah pohon turi! Laba-laba yang bergerak seperti peredaran atom pada jaring yang terlilit di..eh sial dia mengejeku. Nampaknya dia iri dengan parasnya, dia kan nggak setampan aku. Sial! dia mengejekku gendut lagi., aku lempar geura, nih makan bat..eh kodookkk! huh, kodok sialan! seisi taman ini menertawakanku. Ada Dodi nggak yah, soalnya tuh anak suka membuatku menderita―heran.

 Matahariiiiiii! masih banyakkah waktuku yang tersisa untuk bermain hari ini? aku ingin terus bermain. Gak peduli sama dunia, aku tuh kadang suka heran deh. Iya, itu, ama orang-orang dewasa. Kenapa mereka gak pernah bisa bahagia. Katanya ketika kamu beranjak dewasa maka akan pudarlah semua cahaya yang ada pada dirimu, sedikit.. demi sedikit kau mulai belajar menangis, tetapi beda.. bukan tangis ketika kau masih dapat bermain dengan matahari, kupu-kupu, ulat atau Si laba-laba pendengki. makanya aku gak pernah mau jadi orang dewasa, aku mau main terus dan menyelamatkan dunia. Aku mau jadi Voltus atau Gaban, Gogle juga keren, eh Sishimaru juga.

Na..na I lop u …girl..smile for me..lalala. Hop..ya! aku menjadi roda..aku  menjadi baling-baling..ayo baling-balingku, terus berputar! Hhh.. salto kepinggirku lumayan juga, cukup membuatku berkeringat.

Lalala..hey, kupu-kupu itu belum beranjak pergi juga. Hey, kenapa kamu belum pergi juga? kamu suka tempat ini ya? kenapa?

 Aku bukan mau ngusir kamu tapi aku cuma mau tanya, habis kayaknya tiap hari aku sering lihat kalian main kemari, sepertinya kamu menyukai tempat ini karena disini banyak bunga, begitu?

 Mawar itu lihat, bundaku yang mananamnya. Anggrek putih itu juga. Kamu boleh hisap sarinya kalo kamu mau. Tapi hati-hati sama mawar dia terlihat manis tapi kalo gak ati-ati durinya bisa bikin kita tergores.

Percaya nggak, konon katanya bunnga itu simbol wanita. Wanita itu kan makhluk lemah, cengeng, emosional nggak pernah pake logika. tapi terkecuali bundaku.. dia sayang banget sama aku. Dia wanita perkasa. Dia gak takut sama ayam, dan mau ngomong ama kamu.

Ada sih perempuan yang aku.. ah gak tau! kenapa yah, pokoknya dia itu beda dari yang lain. Dia..cantik, gak norak, dia dewasa. Sst! jangan keras-keras namanya Rury dia tinggal di sebelah. Dia jago maen karet. Dia perempuan yang bijaksana.

“Kamu sedang apa?” tiba – tiba suara bunda memecah lamunanku

“eh..perem..eh ini aku lagi maen ama kupu-kupu, cuacanya cerah bunda,”

“Ini susunya minum dulu! disini di bangku teras, mataharinya udah mulai naik besok lagi maennya,”

“Bunda, kenapa ada bunga?”

“Hah? Anak ini..”

 

Jakarta, 10 September 1984

 

Radio Repubik Indonesia, sari berita penting. Pembangunan repelita lima yang dicanangkan sejak bulan lalu merupakan pembangunan yang berbasiskan agrikultur dan ekonomi kerakyatan. Presiden Soeharto dalam pidatonya mengatakan…

 

“Dorong.. terus ayo dorong, sedikit lagi … jangan menyerah.. atur napasnya tak lama lagi akan..”

Menjadi negara yang bedaulat dan maju bersanding dengan negara-negara lainnya. Sehingga pembangunan saat ini mendukung usaha pemerintah untuk menuju pembangunan tinggal landas yang akan dicanangkan pada… 

tangan-tangan yang menengadahkan doa setelah kening bersujud, setelah terbasuh air wudhu hingga… 

Tahun 2005 yang merupakan era dimana indonesia akan menuju negara yang kuat, mandiri, sejahtera dan… 

damai menyelusup diantara baju-baju putih disebuah ruangan dinantikan orang-orang tercinta yang tak henti memperkuatmu.. 

stabil. untuk itu perlu adanya lembaga-lembaga bimbingan pemerintah yang… 

tergeletak pasrah.. di bangsal rumah sakit. Bila kau dengar erangannya yang memilukan. Horor yang bersemayam dalam dada seorang lelaki yang mendampingi perempuan itu, bila saja.. 

dimaksudkan sebagai pembimbing, penunjang tumbuhnya stabilitas dan integritas nasional sehingga akan kita nikmati rasa.. 

“sakit..sakit..sakit”  apakah..  

Repelita dapat terwujud 

Oaaaa…oaaaa “Perempuan!”
Bersambung

Leave a Comment