‘Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis. Ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah pekerjaan keabadian.’
— Pramoedya Ananta Toer
Teringat kali pertama waktu mengikuti pelatihan pra reporter di Tribun Lampung Kompas Gramedia pada tahun 2009 silam. Kebanyakan peserta yang memang wartawan pemula mengeluhkan sulitnya menulis, baik karena tidak ada ide atau harus memulai menulis dari mana.
Namun, saat itu Pak Uki M Kurdi selalu Pimpinan Redaksi Tribun Lampung menghibur dengan cara yang sederhana, “rahasia menulis itu 90 persen praktek dan 10 persen teori.”
Dan ucapan itu masih saya pegang sampai sekarang, betapa sulitnya menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Bisa karena sama sekali tidak ada ide atau mungkin malah terlalu banyak ide tapi tidak tahu harus menuangkan dari mana memulainya.
Benar saja, ternyata pikiran dan hati ini harus terus dipaksa dan di latih. Dengan demikan sikap dan pilihan menulis itu menjadi suatu kebutuhan bukan hanya sebatas profesi atau tuntutan pekerjaan.
Dengan menulis pikiran dan hati akan lebih terbuka, kita akan senantiasa untuk lebih banyak membaca dan melihat realita sebagai suatu tantangan hidup, bukan menjadi suatu kendala atau masalah yang menyulitkan dan harus dihindari.
Mungkin, ada kalanya kalau benar-benar mentok kehilangan ide bisa dilakukan dengan terapi, relaksasi atau melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Bagi saya sendiri, kalau benar-benar kehilangan gairah menulis karena habis ide yang saya lakukan adalah meniaggalkan kegiatan menulis untuk sementara waktu.
Bisa bertemu dengan sahabat atau seseorang yang akan memberi warna berbeda, atau menikmati cokelat dan jus alpokat sehingga mendinginkan kepala dan memberi rasa nyaman dihati.
Kalau cukup waktu memilih pergi ke sawah dan menikmati semilirnya udara pedesaan dengan pemandangan warna aneka tanaman dan pohon.
Bagi yang suka memelihara ikan, mainlah sementara waktu dengan ikan dalam akuarium atau kolam. Seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang kebanyakan, ternyata dengan melihat ikan akan memberi rasa damai dan menyegarkan pikiran.
Selain itu masih ada pilihan yang lain, semua terserah bagaimana kamu mengelola diri untuk mengusir jenuh dan mengembalikan kreatifitas dalam menulis. Yang penting jangan sampai writers block atau kehabisan ide dalam menulis ini akan terus berlanjut.