Cara jitu menerbitkan buku lewat self publishing Indonesia. Sebuah alternatif menerbitkan buku yang bermutu selain melewati penerbit mayor. Waktu membuktikan, semakin berkembang sebuah industri, maka semakin bervariasi pula model bisnisnya.
Salah satu contohnya ada Gojek. Dulu kita hanya mempunyai pilihan, kalau tidak ada angkot ya berarti ojek. Sedangkan tarif ojek bisa tiga sampai lima kali lipat dari angkot. Belum lagi bagi penumpang yang awam. Sopir ojek tak akan sungkan menaikkan lagi biaya.
Dengan permasalahan tersebut, muncullah Gojek. Perusahaan yang memberikan alternatif jasa antar jemput. Membuat pelanggan mulai beralih perlahan-lahan karena lebih efisien. Jasa serupa juga mulai menjamur di beberapa daerah. Sebut saja jasa ojek khusus perempuan, dan Grab Bike. Sekarang kamu bisa melihat semakin bervariasi model ojek. Menunjukkan bahwa bisnis ini semakin berkembang.
Begitu juga dengan industri penerbitan di Indonesia. Dahulu hanya ada perusahaan penerbitan buku. Seleksinya pun sangat susah ditembus. Belum lagi berbagai syarat lainnya. Namun hari ini kamu memiliki banyak pilihan. Salah satunya adalah self publishing. Jasa penerbitan yang semuanya kamu atur sendiri. Mulai dari naskah sampai pemasaran. Karena diatur sendiri, pemasukkanmu pun lebih besar dibanding lewat penerbit mayor.
Memang ada beberapa kelemahan dalam penerbitan alternatif. Salah satu permasalahan utamanya adalah penjualan yang lesu. Akhirnya penulis sendiri yang tekor karena banyak buku yang tidak terjual. Namun tidak jarang pula yang penjualannya meroket, sehingga bisa dijadikan pekerjaan utama. Kiat-kiat mereka yang sukses antara lain karena :
1. Terkenal
Yang terpenting adalah kamu banyak pengikut
Terkenal di sini bisa dibedakan menjadi dua aspek. Yaitu terkenal karena karyanya. Atau karena membuat sensasi. Aspek yang pertama sudah tidak perlu dijelaskan lagi. Orang-orang ini mempunyai kelebihan, ahli di bidangnya. Sehingga mereka mempunyai follower yang ingin berguru atau sekedar menikmati karyanya. Seperti dosen, mahasiswa yang sukses ke luar negeri, pendaki gunung, atau para internet marketing yang sudah membuktikan kemampuannya. Jika kamu ahli dalam bidang tertentu dan banyak yang mengapresiasi karyamu, mungkin saatnya mulai memikirkan untuk menerbitkan buku.
Atau jika belum ahli dalam suatu bidang, bisa mencoba cara ini. Membuat sensasi di media sosial atau televisi. Sehingga kamu bisa dikenal seluruh negeri. Andaikan lima persen saja dari keseluruhan penduduk Indonesia yang penasaran membeli bukumu, pasti langsung kaya raya. Kamu bisa mencontoh mereka yang sudah berhasil dengan cara ini. Mulai dari menjadi selebtweet, mengaku istri artis, membuat goyangan terbaru, atau bertengkar dengan tokoh terkenal. Setelah itu, kamu tinggal membuat buku untuk dijual. Namun cara ini hanya bagi kamu yang sudah tak kenal malu dan tak peduli gunjingan-gunjingan orang.
Bagaimanapun cara instan juga hanya akan bertahan sesaat. Serta isi yang berkualitas akan dikenang sepanjang masa. Jadi bagi kamu yang sekarang belum begitu ahli, bisa mulai memfokuskan pekerjaan dan hobi. Membuat beberapa prioritas utama dan mengesampingkan dulu keinginan-keinginan yang tidak terlalu penting. Selain agar dikenal banyak orang, juga agar kehidupanmu bisa lebih terarah.
2. Marketing Adalah Ujung Tombak
Apapun Produkmu, Pasti Melewati Tahap Ini
Sebagai orang yang menerbitkan buku sendiri. Kamu punya keleluasaan mengatur strategi pemasaranmu. Mereka yang sukses menjual bukunya tidak hanya asal menjualnya. Melainkan membuat strategi yang rinci. Mulai dari memasukkan buku ke beberapa distributor, penjual buku online juga bisa membuka pasar yang lebih luas. Selain itu komunitas-komunitas yang memiliki minat yang sama dengan tema buku bisa menjadi pasar yang menjanjikan.
3. Teknis Memikat
Selain Nama Penulis, Orang Akan Terpikat Lewat Isi
Self publishing membuatmu harus merangkap beberapa profesi. Sehingga tidak jarang kualitas naskah jadi menurun. Kamu harus lebih bekerja keras menjaga kualitas naskah. Tidak boleh ada salah ketik atau tulisan yang mengganggu pembaca.
Desain cover buku juga sering menjadi daya tarik pembaca. Lebih baik membayar pembuat desain yang sudah berpengalaman daripada hanya sekedarnya. Jasa vanity publishing biasanya juga menyediakan desain cover sekalian. Namun tidak jarang desain mereka juga ala kadarnya.
Hal terpenting lainnya adalah hak cipta atau ISBN. Jika benar-benar menerbitkan secara mandiri, kamu tidak boleh lupa mengurusnya. Namun sudah ada paket pengurusan ISBN jika kamu menyerahkan kepada jasa penerbitan.
4. Model Selain Buku Cetak, POD atau E-book
Bagi Kamu Yang Minim Modal
Menerbitkan secara pribadi mengharuskamu mengeluarkan uang yang banyak. Untuk menerbitkan sebanyak lima ratus eksemplar saja, bisa membutuhkan dana sampai delapan juta. Bagi kamu yang tidak memiliki uang dingin sebanyak itu, bisa mempertimbangkan alternatif lain. Salah satunya POD atau Print On Demand. Kamu tidak memiliki stok buku. Buku akan dicetak sesuai dengan pesanan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk mencetak buku terlebih dahulu. Namun kamu harus bisa menyiasati waktu cetak yang lama.
Cara lainnya ialah e-book. Tidak perlu mencetak buku sama sekali, melainkan cukup membuat buku secara digital. Semua prosesnya bisa kamu lakukan sendiri lewat komputer pribadi. Kelemahan adalah pembaca lebih suka membaca buku cetak daripada e-book.
5. Tidak Ada Yang Bisa Mengalahkan Kerja Keras
Seperti Pendobrak Segala Pintu
Last but not least. Apapun bidang yang kamu geluti, kerja keras menjadi kunci utama. Banyak mereka yang memiliki anugrah kemampuan di atas rata-rata, namun kalah oleh mereka yang pantang menyerah. Bisa kita contoh bagaimana sejarah Raditya Dika sebelum menjadi orang paling top di jagat twitter Indonesia. Bukunya tak ada yang laku, meskipun dia roadshow kemana-mana. Namun berkat kegigihan, dia bisa mencapai puncak. Cara-cara menerbitkan lewat self publishing Indonesia di atas tidak akan manjur jika tidak dibarengi dengan kerja keras.
Saya sebagai agen asuransi, tapi saya senang dengan yang namanya menulis.
Berkarya itu lebih baik daripada bakat kita tidak berkembang sama sekali.