Sahabat Terbaik Hanya Al-Qur’ an

Oleh: Rahmat Hidayat Nasution
Saat Ramadhan, minat orang yang berpuasa untuk membaca al-Qur’ an cukup besar. Minat itu tumbuh bukan hanya karena mengamalkan apa yang dianjurkan Rasulullah, tapi juga menjadi pengingat bahwa al-Qur’ an diturunkan di bulan Ramadhan, “ Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan al-Qur’ an di dalamnya”. Karena itu, kesan membaca al-Qur’an pun cukup terasa setiap kali membaca ayat tersebut dalam surat al-Baqarah ayat 185.

Selain itu, Membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan memang menjadi aktivitas yang paling disenangi Rasulullah. Bahkan, dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah dua kali, sebelum wafat, mentadaruskan bacaannya kepada Jibril di malam hari. Rasulullah membaca al-Qur’an, Jibril menyimak. Atau sebaliknya, Jibril membaca dan Rasulullah menyimak bacaan Jibril.

Intinya, Al-Qur’an dijadikan sebaik-baik teman. Teman yang tidak pernah menjerumuskan kita dalam kesesatan dan kegagalan, bahkan malah sebaliknya. Al-Qur’an menuntun pembacanya menemukan jalan kebahagian dunia dan akhirat. Di dalam al-Qur’an cukup riil apa yang dibutuhkan pembacanya. Ingin menjadi pebisnis sukses. Langkah-langkah yang harus dikerjakan, telah dijelaskan al-Qur’an secara global. Ingin menjadi pemimpin yang adil, al-Qur’ an juga menjelaskannya.

Ada sebuah riwayat yang menceritakan bagaimana cara Rasulullah memilih pemimpian. “Siang begitu terik. Saat itu Rasulullah Saw. hendak mengirim serombongan utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah Saw. meminta kepada para sahabat yang akan berangkat itu agar masing- masing membacakan ayat-ayat al-Qur’an yang telah mereka hapal kepada Rasulullah Saw. “Ayat apa saja yang telah engkau hafal, Wahai anak muda?” Tanya Rasulullah sambil mendekati anak muda tersebut. “Saya telah hafal beberapa surat, termasuk di dalamnya surat al-Baqarah.” Jawab anak muda tersebut. “Engkau hapal surat al-Baqarah?” tanya Rasulullah kembali. Anak itu pun menjawab,“Benar, Ya Rasulullah!”. “Berangkatlah, dan engkau diangkat sebagai ketua mereka.” Tutur Rasulullah. Lalu pemuda itu pun berata kembali dengan penuh ketegasan, “ Demi Allah, Ya Rasulullah! Tidak ada yang menghalangi saya mempelajari surat al-Baqarah, melainkan takut kalau aku tak sanggup melaksanakan firman-firman yang terkandung di dalamnya”.

“Pelajarilah dan bacalah dia”, sambut Rasulullah Saw., “Sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari al-Qur’an, kemudian membacanya dan melaksanakan firman-firman yang terkandung di dalamnya, tak ubahnya bagaikan botol minyak yang harum, yang berisi penuh minyak kasturi dan menyebarkan keharumannya ke segala arah. Dan perumpamaan orang yang mempelajarinya, lalu ia lelap tidur (baca: tidak mengamalkan kandungan al- Qur’an), tak ubahnya bagaikan seperti botol minyak harum yang tertutup rapat, sehingga tidak tercium bau harumnya.” (HR. Al-Tirmidzi)

Nah, cukup indahkan bagaimana perilaku orang yang selalu bersahabat dengan al-Qur’ an. Ia selalu takut melakukan perbuatan yang dimurkai Allah. Makanya, jika ingin menjadi orang sukses sangat dituntut lebih aktif membaca al-Qur’ an, agar kesuksesan yang ingin diraih benar-benar mendapatkan ridho Ilahi. Tanpa ridho Ilahi, dapat diperkirakan kesuksesan yang diraih tidak akan berumur lama. Karena akan selalu dirasuki oleh pikiran-pikiran yang subjektif yang bisa membatalkan keinginan meraih kesuksesan. Apakah masih ragu bersahabat dengan al-Qur’an? Tak ada teman yang sempurna selain al-Qur’ an. Mari kita berkenalan dan selalu ‘meneguk’ nasihat-nasihat yang diberikannya.

Leave a Comment