Oleh: Rahmat Hidayat Nasution
Setiap hari di bulan Ramadhan, semua orang yang berpuasa harus melakukan aktivitas sahur. Bahkan, Rasulullah sendiri menganjurkan untuk tetap sahur sekalipun dengan seteguk air, “Sahurlah kamu sekalipun dengan seteguk air”. Kenapa Rasulullah menganjurkan sahur? Karena di sahur itu ada kemuliaan. Kemuliaan untuk mempersiapkan kekuatan agar meraih puasa yang sukses. Bukah hanya itu, Rasulullah intinya mengajarkan kita, paling tidak, sebagai orang yang menjalankan puasa seperti mobil, bukan seperti air. Masih ingat orang yang berpuasa seperti mobil? Ia memiliki semangat di awal sekalipun selanjutnya tergantung situasi. (Untuk lebih jelasnya baca artikel Welcome To Ramadhan) Semua manusia berakal pasti paham bahwa mobil gak akan mungkin berjalan lancar kalau tidak ada bensin. Sekalipun terburu-buru, anda harus yakin kalau ada bensin untuk jalan. Demikian halnya dengan puasa. Nah, di sinilah rahasia kenapa ada kemuliaan sahur sekalipun hanya dengan seteguk air. Kalau sudah seteguk air disetor ke mulut kita, agar ibadah puasa memiliki legalisasi kita harus berniat. Dengan niat, anda sudah punya tekad akan melalui puasa dengan lancar tanpa melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Bukankah Rasul mengatakan, “Sesungguhnya setiap amal itu dengan niat. Dan susungguhnya orang berniat sesuai yang diinginkan”. Sejatinya, sahur dan niat itu adalah rangkaian utama meraih puasa gemilang Demikian juga halnya jika kita ingin sukses hidup di dunia. Demikian juga halnya jika kita ingin sukses hidup di dunia. Kita harus melakukan ‘sahur’ dan niat. Tapi sahur di sini bukan maksud dengan makan. Kita di sini diminta untuk mempersiapkan bekal apa saja yang kita butuhkan agar kerja hari ini bisa sukses. Setelah siap dengan bekal, kita harus berniat bahwa kita tidak akan goyah dengan hal-hal yang membatalkan kesuksesan kita hari ini. Kita harus yakin bahwa hari ini bisa meraih pekerjaan yang baik. Niat itu tidak mesti kita lafalkan, tapi cukup kita tekadkan di dalam hati. Bahwa kita akan sukses meraih kerja yang sempurna. Sejatinya, niat kita saat ingin melakukan pekerjaan sudah ada. Dimanakah itu? Di saat anda memulai pekerjaan dengan membaca bismillahhirrahmanirrahim . Dengan bertawakkal bahwa kita hari ini sudah menyiapkan bekal dan niat. Selanjutnya aku serahkan kepadamu ya Allah. Inilah barakah orang yang selalu ‘sahur’ sebelum kerja dan niat. Anda kenal Joni Ariadinata? Pernah baca tabloid Annida? Jika pernah anda pasti pernah liat wajah dan komentar-komentarnya tentang salah satu artikel cerpen yang dimuat di Annida. Ya, dia pengasuh rubrik Bengkel Cerpen Annida. Joni Ariadinata bisa sukses karena selalu “sahur” dan niat sebelum mengirimkan cerpen-cerpennya ke surat kabar. Apa saja bekal atau “sahur” yang dilakukannya? Dia terus menulis dan tidak bosan mengirimkan artikel cerpennya ke kantor surat kabar. Niatnya pun sudah kokoh. Padahal lima ratus kali dia telah diuji untuk membatalkannya menjadi penulis cerpen dengan tidak pernah dimuat artikelnya. Apa dia berhenti sampai di situ? Tidak. Dia tidak berhenti sampai di situ. Dia yakin tidak dimuat artikelnya di surat kabar hari ini bukanlah hal membatalkan niatnya menjadi penulis. Ia yakin kalau ada yang salah dari bekal yang dimilikinya dan dia harus terus membenahi dirinya. Akhirnya, ia pun sukses meraih meraih tujuannya menjadi penulis cerpen. Bahkan, cerpennya “lampor” dinobatkan sebagai cerpen terbaik pilihan kompas. Intinya, sahur dan niat adalah point utama kegigihan untuk mencapai kesuksesan. Bagaimana kehidupannya sebelum ia jadi penulis besar? Awalnya, ia adalah seorang tukang becak dan penjaga sebuah mesjid di Jogya. Bahkan pernah menjadi pemburu tikus untuk warung mie ayam gara-gara tidak ada punya uang untuk makan. Klimaksnya, ia melakukan semua itu demi masa depan. Jika kita ingin sukses, rajin-rajinlah ‘sahur’ sebelum kerja dan jangan lupa segera berniat. Hadapi hidup dengan penuh keoptimisan. Buang jauh-jauh hal yang dapat membatalkan niat sukses kita. Apakah anda siap untuk “sahur” dan “berniat” sebelum melakukan aktivitas?