Tentang Indonesia

Konon katanya setiap 5 tahun Negara Indonesia pesta demokrasi, ya memang Indonesia hanya berpesta layaknya pesta – pesta umumnya setelah pesta apa seterusnya?Semua tentang INDONESIA. pertama kita-bangsa Indonesia sudah lama terdikte dengan semua dogma yang beredar di masyarakat tentang ini dan itu. Misalkan saja bila ditanya pasal pemilihan umum bisakah kita-rakyat Indonesia dengan jelas dan detail mengapa kita memilih dia untuk memimpin Negara Indonesia, sedikit yang tahu pasti kita-rakyat Indonesia memberi amanah untuk tujuan apa dan banyak pula hanya ikut – ikutan mayoritas di daerah tersebut. Kita memang terdikte, dari hal kecil saja kita sudah dibudayakan untuk didikte.

pemilu

Ini tentang INDONESIA. Dahulu kala saat kita-rakyat Indonesia belajar di Sekolah Dasar dan pasti masih banyak yang ingat. Ini Budi, Ini Ibu Budi, Ini Bapak Budi. Mengapa harus Budi, mengapa tidak Joni, Toni, atau penamaan lainnya. Disinilah karakter bangsa sudah terkontaminasi dengan dikte bahwa lelaki yang tidak jelas sedang membawa apapun itu adalah seorang Budi, apakah itu benar Budi bisa jadi itu sepupunya Budi atau temannya Budi, semua kemungkinan itu pasti ada. Maksud disini sejak kecil karakter bangsa sudah didikte bukan ditempah untuk menjadi seorang yang pemikir atau analisa. Bisa saja kita menggantinya ini siapa, mengapa, bagaimana, dan pasti akan banyak jawaban berbeda-beda. Inilah salah satu cara kiranya untuk membentuk karakter bangsa. Dulu lucunya kita-masa SD main percaya saja dengan dikte seorang teman, kalau kebelet pup untuk menundanya genggam batu kerikil atau memasuknya dalam kantung. Tanpa pikir panjang kita terima mentah-mentah, inilah dampak dari paham dikte INI BUDI. Pernahkah kita bertanya apa hubungan batu kerikil dengan sistem pencernaan, bila penjelasan masuk akal barulah kita-korba dikte bisa menerima pernyataan tersebut

Itu tentang INDONESIA. Alhasil kita-korban dikte menciptakan karakter bangsa sebagai bangsa pendikte. Lalu rakyatnya hanya bisa memilih apakah menjadi seorang pintar, pintar pendikte atau menjadi seorang rakyat sejahtera, korban dikte. Rakyat yang menuntut kesejahteraan, dan jadilah kita hanya didikte oleh para pendikte. Di dikte bahwa segala hal daya upaya negara untuk kepentingan kesejahteraan rakyat. Perlukah sampai menjual tanah air untuk kesejahteraan rakyat. Saya rasa itu perbuatan bodoh, dan kita-rakyat Indonesia hanya terima dikte tersebut yang dikatakan para pendikte. Menerima mentah – mentah seperti menerima batu kerikil menjadi pencegah BAB.

Disana tentang INDONESIA. Macan Asia, siapa macan asia. Indonesia dijuluki Macan Asia bukan sembarangan julukan namun mereka-disana tahu benar Indonesia memiliki potensi untuk menjadi NEGARA YANG MANDIRI, namun kita-rakyat Indonesia cengengesan bangga dijuluki Macan Asia yang sebenarnya julukan tersebut ada terusannya. INDONESIA MACAN ASIA YANG TERTIDUR. Mereka-disana berhasil menidurkan seekor macan, mereka berhasil mengelirukan karakter bangsa, bangsa yang Mandiri. Lalu sejak kapan karakter bangsa kita terkontaminasi? Itu pertanyaan tidak perlu dijawab, berpikirlah karena kita-bangsa Indonesia bukan korban dikte. Indonesia bisa menjadi Negara yang Mandiri, Negara Adikuasa, menjadi Macan Asia sesungguhnya dan bukan hanya tidur.

Disini tentang INDONESIA. Untuk mencapai hal tersebut bukan hal mudah, dan perlu pengorbanan. Kesejahteraan rakyat harus dikorbankan, tapi rakyat Indonesia apakah siap untuk mengorbankan kesejahteraan palsu yang selama ini mereka-disini rasakan. Sebuah penghibahan, apakah itu yang kita-disini harapkan. Ingatlah kita bukan bangsa korban dikte, kita bangsa yang mandiri. Namun mereka-disana takut melihat Indonesia menjadi bangsa yang Mandiri, kebudayaan kita? hasil alam kita? letak geografi kita? segela aspek bisa dimanfaatkan untuk mencapai Indonesia yang Mandiri.

Tentang INDONESIA. Indonesia bisa menjadi negara yang disegani dan negara mandiri, itu terpulang kepada kalian-rakyat Indonesia memilih Bangsa Sejahtera atau Rakyat Sejahtera. Tapi yang jelas aku pribadi, memilih Bangsa Sejahtera dan mengorbankan kesejahteran rakyat yang palsu selama ini, guna menjadikan karakter Bangsa Mandiri.

Leave a Comment