Oleh: Rahmat Hidayat Nasution
Membaca al-Qur’an di saat Ramadhan merupakan hal yang paling disenangi kaum muslimin. Bahkan, kaset-kaset bacaan al-Qur’ an pun kerap di dengungkan melalui tape record di mesjid, di rumah maupun di mobil. Apa yang menjadikan umat Islam begitu senang mendengarkan al-Qur’an? Bagi yang tidak memahami maknanya, sudah tentu yang menjadi daya tariknya adalah keindahan suara pembacanya. Sedangkan yang dapat memahami maknanya, kian rajin terdengar ayat-ayat al-Qur’an kian indah makna yang diterima. Sejatinya, semua keindahan yang didapat dari al-Qur’an, baik dari suara pembaca maupun dari rangkaian kata-kata, bersumber dari susunan kalimatnya. Nyaris tidak ada kata-kata al-Qur’an yang memberikan nilai subjektif, apalagi negatif.
Keindahan kata-kata al-Qur’an tersebut cukup layak ditiru. Bahkan, Rasulullah Saw. digelar sebagai khuluqul Qur’an (akhlak al-Qur’an) dikarenakan Ia mengaplikasikan dan mengekspresikan apa yang terdapat di dalam al-Qur’ an. Cukup pantas, jika Islam mampu tersebar luas dikarenakan gaya komunikasi Rasulullah menggunakan konsep al-Qur’an. Konsep komunikasi ala al-Qur’ an sudah tentu memiliki daya tarik yang tinggi, karena konsepnya datang dari Ilahi, Sang pencipta semua konsep di dunia ini.
Lantas, bagaimana sebenarnya kehebatan konsep komunikasi al-Qur’an, sehingga memiliki spirit yang menghebohkan pendengarnya? Al-Qur’an yang berisi kisah-kisah, hukum-hukum, kejadian yang akan datang dan peristiwa- peristiwa yang indah di dalam surga senantiasa menggunakan format dan gaya komunikasi yang aktif sebagai nasihat, petunjuk dan pembawa rahmat, dan sebagai pembawa berita gembira. Konsep komunikasi al-Qur’an ini cukup signifikan jika digunakan umat Islam untuk berdialog dengan siapa pun. Bahkan, rumus orang sukses di dunia ini adalah harus bisa menjadi komunikator yang baik.
Dalam buku “Fortune Favors The Ready, Keberuntungan Berpihak Kepada Orang-Orang yang Siap”, Hery Wibowo menuliskan bahwa kemampuan berkomunikasi memberikan pengaruh terhadap peluang seseorang dalam meraih kesuksesan. Apabila tidak mampu menggunakan jalur komunikasi yang baik tak pelak lagi kesempatan untuk meraih kesuksesan amat sulit dicapai.
Jika kita telaah al-Qur’an, begitu banyak contoh komunikasi yang diajarkan kepada kita. Misalnya dalam bidang bisnis, Al-Qur’an mengajarkan bahwa kaum muslimin boleh berinteraksi dengan siapa pun selama tidak menyentuh masalah akidah. Jika berkaitan dengan akidah, Allah mengajarkan kita lewat firmannya yang termaktub dalam surat al-Kaafirun untuk menolak dalam pencampuran agama.
Tak hanya itu, al-Qur’an juga mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan suatu permasalahan. Pengharaman minuman keras misalnya. Dalam melarang minuman keras, Allah tidak secara mutlak melarangnya tapi dengan perlahan- lahan (tadarruj).
Meniru dan memakai gaya komunikasi al-Qur’an dapat dipastikan akan membawa kita dalam kesuksesan. Contohnya saja, Habiburrrahman Ash-Shiraji. Lihatlah karya-karya yang dihasilkan hampir seluruhnya meniru dan menggunakan gaya komunikasi al-Qur’an.
Karena itu, akrab dengan al-Qur’an dan mengamalkan isinya akan membuat kita sukses di dunia kehidupan. Kehidupan dunia saat ini dan kehidupan akhirat kelak. Bukankah pepatah arab mengatakan, “Sebaik-baik teman adalah kitab”.