Insyaallah, ini “Lebaran” Berbagi Cerita.. bukan Duka

1 Syawal 1435 H tanggal pertama sebagai moment lebaran dan kumpul keluarga yang menjadi pengalaman pertama pula dengan ketidak lengkapannya. bukan karena salah satu anak ummi dan appa masih ada dipesantren, atau sibuk dengan kerjaannya. melainkan karena salah satu dari kami sudah pulang lebih dulu ke rahmatullah… tepat 9 hari sebelum lebaran tiba.

saat malam lebaran, rasa sedih tak terlalu berkecamuk dan menghantui perasaan keluargaku. karena malam itu, tamu tanpa hentinya datang datang dan pergi untuk sekedar bersilaturrahmi, mengirim makanan, atau mengucap belasungkawa. sedangkan adik-adik merasakan bahagia seperti malam lebaran biasanya dengan bertakbir lewat pengeras suara bersama teman-temannya yang suaranya terdengar hingga satu kampung.

menjelang shalat ied pada pagi hari, barulah barulah rasanya duka itu kembali terasa. ada sahutan takbir ari mesjid sana yang tiba-tiba serasa mengharukan, membuat badan serasa merinding, bibir kelu, dan tanpa terasa mata meneteskan airmatanya.

Allahu akbar Allahu akbar… saat terdengar sahutan itu hatipun ikut menjerit mengatakan kebesaran Allah ” Tuhan, betapa besar kuasamu.. engkau ambil adikku dengan kuasamu, ingin rasanya kau kembalikan saja ia pada kami. tapi kami sadar, ia milikmu dan memang seharusnya kembali padamu”

allahu akbar allahu akbar…

saat kuambil air wudhu, ingat adik yang 9 hari lalu dimandikan

saat memakai pakaian putih-putih punya adikku, ingat saat ia dikafani

saat berangkat ke mesjid, ingat saat ia di gotong dalam keranda menuju mesjid

begitupun saat sholat ied ku ingat adikku saat ia di sholatkan.

allahu akbar allahu akbar, tak henti-hentinya ingatan yang memunculkan air mata itu terus menerus membayangi hingga selesai sholat ied.

dan tentu saja, dilebarankemarin ada agenda baru keluarga yang nantinya akan menjadi rutinitas dilebaran-lebaran berikutnya. yaitu ziarah ke kuburan salah satu anggota keluarga kami tersayang.

cerita lebaran kemarin memang lebih menyedihkan daripada lebaran sebelumnya. tapi tentu saja canda tawa, ketupat sayur, uli, opor, bertemu keluarga jauh, dan rujak lengkap dengan kerupuk RO nya masih menjadi penghangat dan penyemangat saat lebaran.

semoga cerita lebaran ini bermanfaat! 🙂

Leave a Comment