Hmmm, memang si sering kali kita lihat banyak wanita muda khususnya ABG yang suka mengenakan jilbab dengan memperlihatkan lekuk tubuhnya sampai dengan kurang memperhatikan bagian depannya yang kadang sedikit terbuka.
Tapi eits, jangan berburuk sangka dulu lho ya.
Tetep berpikir positif saja, masih syukur mereka mau atau belajar menutup diri walaupun mungkin masih setengah hati. Maksud saya niat mereka sudah baik, hanya saja mereka ini kadang belum tahu aturan main yang benar dalam mengenakan jilbab. Selain itu bisa saja mereka belum siap melakukan perubahan drastic.
Bayangkan saja seseorang yang tidak pernah mengenakan jilbab terus tiba-tiba mengenakan jilbab tertutup full 100% sesuai aturan?
Apa kata dunia, pasti ada beberapa yang nyinyir tapi kalau perubahan itu di lakukan pelan-pelan tapi pasti itu akan lebih di terima public.
Factor yang mungkin belum bisa membuat seseorang baik dalam mengenakan jilbab adalah pengetahuan tentang tata cara mengenakan jilbab yang benar sesuai aturan agama. Kalaupun tahu tentang aturan, tidaksemua orang memiliki modal untuk mengganti semua baju yang ada. Beli pakaian juga butuh duitkan, apalagi kalau semua bisa habis berapa juta.
Bisa juga di sebabkan karena factor kebetulan bahwa pakaian yang agak ketat itu salah satu dari baju favorit.Ingat bahwa kaum hawa ini sangat sensitive terhadapseleradalamberpakaian.Jadi wajar kalau mereka butuh proses dalam mengenakan jilbab yang layak, yang sesuai dengan aturan agama dan tidak melanggar norma social.
Berikan kesempatan buat rekan-rekan kita yang sedang belajar mengenakan jilbab.Jangan lupaberiedukasi yang baik tentang bagaimana cara berpakaian yang baik. Bagi kalian yang sudahlebihdulumengenakanjilbabjanganlah menghakimi dan menggurui bahwa mereka ini salah dan memalukan atau menjadi aib.
Cobadeh flashback, bagikamu yang telah lama mengenakan jilbabdan benar (saatini).Cobaingat kali pertama mengenakan jilbab apakahjauhlebih baik, apakah langsung mengganti semua baju, apakah langsung sesuai aturan, belum tentu juga kan.
Saatnyatidakterlalumembesar-besarkanberita di sosmed dengan mengatakan mereka ini aib atau memalukan, toh belum tentu yang kasih penilaian belum tentu juga baik seratus persen. Harusnya fungsi sosmed ini bisa menjadi media kampanye bagaimana yang baik dan benar, bukan sarana untuk menghakimi.Bisa saja yang kita hakimi itu orang sekitar kita bisa itu saudara, sahabat, teman atau mungkin malah kekasih kita.