Menjadi dewasa, seperti kamu sekarang ini bisa jadi telah menjadi impianmu sejak kecil. Ingat dengan bedak Mama yang habis karena kamu gunakan untuk merias wajah? Dengan lipstiknya?! Dengan sepatu hak tingginya? Yang hampir setiap hari selalu menjadi mainanmu?! Tanpa sadar, keinginan menjadi dewasa telah lama lahir di sanubari kita.
Dipungkiri atau tidak, menjadi dewasa terlihat keren saat itu. Rasanya, ingin sekali tumbuh besar. Menjadi wanita dewasa yang cantik yang pantas mengenakan apa saja.
Ketika waktu yang ditunggu-tunggu tiba, bahagia sepertinya menjadi yang paling dominan yang kamu rasakan. Kamu mulai tinggi, beberapa perubahan hormonal dalam tubuhmu menunjukkan bahwa kamu bukan lagi anak kecil.
Pola pikirmu terhadap sesuatu juga sudah mulai berubah. Tak lagi berpikir satu arah tanpa mempertimbangkan hal lain, terutama keinginan pribadi.
Perlahan dan pasti, kamu mulai menikmati peran sebagai anak gadis, sebagai bujangan. Yang juga sudah mulai jatuh cinta pada lawan jenis. Mulai merasa bahwa kamu bisa menentukan pilihan hidupmu sendiri.
Mulai ada pertengkaran-pertengkaran kecil antara kamu dan orangtua. Dan yang pasti, masalah yang kamu hadapi akan terasa semakin besar. Saat-saat seperti itu menjadi dominan, kamu tiba-tiba akan sangat merindukan indahnya masa kecil.
Kamu akan merindukan asyiknya hari Minggu. Kamu akan sangat merindukan tidur siang yang semasa kecil dulu bisa jadi adalah hal yang paling kamu benci. Kamu mulai menikmati rasanya dimanja.
Jika memang itu yang kamu rindukan, jangan khawatir, sesungguhnya kamu tetap anak kecil di mata kedua orangtua. Hanya badanmu yang meninggi, hanya usiamu yang bertambah, tapi di hati kedua orangtua, kamu adalah masih putri kecilnya, masih jagoan kecilnya yang tak henti-henti menawan hati.
Hal-hal di bawah ini adalah tanda bahwa kamu, sampai kapanpun, adalah anak-anak yang manis di mati orangtuamu.
1. Makanmu Masih Menjadi Perhatian Kedua Orangtua, Terutama Mama
Rasanya pasti risih hampir tiap hari ditanya sudah makan atau belum. Makan sama apa, jangan makan yang instant-instant, dan sebagainya. Kamu lantas membalasnya dengan, “Aku bukan anak kecil lagi, Ma”. Percaya deh, kalimat pembelaan di atas, gak akan membawa pengaruh yang signifikan!
Mama, akan tetap mengingatkan soal makanmu. Beliau tetap mengkhawatirkan jajanan yang kamu konsumsi. Daripada marah-marah ke orangtua karena masalah ini, terima saja bahwa ini adalah tanda bahwa kamu, masih anak kecil di mata mama.
Ini adalah cara beliau menunjukkan sayangnya, yang sungguh tak pernah berkurang meski kamu telah dewasa.
2. Mama Masih Ingin Tahu Kegiatanmu
Bagi beberapa orang, ketika ia beranjak dewasa, bercerita hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kegiatanmu sehari-hari rasanya malu. Meski memang ada yang mau bercerita tanpa diminta.
Bagi mereka yang malu, ditanya mengenai hal ini oleh kedua orangtua, rasanya pasti enggan menjawab. Merasa terganggu bahkan malas. Iya, kan?! Apalagi kalau sedang sibuk-sibuknya. Malas untuk menjawabnya pasti jadi beripat-lipat.
Kamu ingat, ketika kecil dulu, kamu cerewet menceritakan yang terjadi di sekolahmu?! Soal temanmu yang nakal, yang berhasil membuat temanmu yang lainnya menangis?!
Kamu ingat, ketika seminggu sebelum perkemahan, kamu sudah bercerita panjang lebar mengenai hal itu? Dan membagi kebahagiaannya dengan mereka, kedua orangtuamu?
Hal itulah yang mereka rindukan. Hal itulah yang kini, ingin mamamu dengar dari mulut anaknya. Bercerita tentang hal apa pun, berkenaan dengan kegiatan anaknya, berkaitan dengan prestasi anaknya, dan sejauh apa anaknya melangkah.
Mereka akan bangga dengan mendengarnya, dan berkata, anak kecilku kini sudah melakukan banyak hal.
3. Ketika Kamu Sakit, Orangtua Terutama Mama Akan Membuatmu Seperti Anak Balita
Sakit adalah hal yang sebaiknya kamu hindari kalau kamu gak pengen diperlakukan seperti anak balita. Kamu yang merasa sakitmu bisa sembuh dalam beberapa hari berbanding terbalik dengan yang ada di pikiran orangtuamu. Kamu tidak boleh pergi ke manapun sebelum sembuh. Padahal, demammu sudah reda semalam dan ada pekerjaan yang harus dikerjakan di kantor.
Siap-siap juga dengan menu bubur atau nasi tim yang gak boleh di-skip. Jangan lupa siapkan mentalmu menghadapi omelan tanda sayang dari mereka. Nasihat-nasihat tentang kesehatan menjadi yang tidak akan absen disebutkan. Daaaan, siap-siap juga menjadi tester untuk berbagai merek vitamin.
4. Diragukan dalam Melakukan Hal Apa pun
Kamu pasti pernah kan, merasa tidak dipercaya untuk melakukan apa pun oleh kedua orangtua?! Gak ada alasan sebenarnya, kecuali, “Kamu gak bisa.”.
Kedua orangtua masih meragukan kemampuanmu adalah tanda bahwa kamu benar-benar masih anak kecil di depan mereka. Mereka masih sulit percaya bahwa buah hatinya yang dulu kecil, kini sudah dewasa dan bisa melakukan lebih banyak hal daripada dulu.
5. Kamu Hanya Boleh Melakukan Hal-hal Kecil
Di rumah misalnya, kamu merasa ingin uji coba sebuah resep di dapur. Mengetahui hal itu, jangan heran jika akan ada mama yang langsung sigap membantu, maksudnya mengambil alih komando, dan kamu lagi-lagi hanya menjadi asisten.
6. Kamu Dianggap Gak Tahu Apa-apa
Ini mungkin yang banyak dikeluhkan oleh kita, bahwa anggapan orangtua yang merasa bahwa kita dianggap gak tahu apa-apa. Dalam hal apa pun, kita adalah anak kecil yang gak tahu urusan orang dewasa. Padahal, di luar sana, di tempat kuliah, atau di tempat kerja, kamu adalah konseptor, selalu penuh dengan jalan keluar.
Hal ini, menjadi hal yang cukup banyak menimbulkan gesekan di antara orangtua dan kita. Kadang, dianggap tidak tahu apa-apa rasanya sama dengan direndahkan.
Padahal, yakini bahwa niat mereka bukan seperti itu. ini adalah karena kita dnilai belum cukup dewasa untuk menghadapi masalah-masalah tersebut. Terima saja.
7. Ketika Kamu Punya Pacar, Orangtua Tidak Setuju dengan Berbagai Alasan
Ini juga salah satu indikasi bahwa kamu adalah tetap anak kecil di mata kedua orangtuamu. Mereka akan merasakan aneh luar biasa, ketika ada orang lain masuk ke kehidupanmu. Yang menyita hari-harimu selain mereka. Jangan heran jika kedua orangtuamu kadang tidak suka hubunganmu dengan pacar.
Karena, siapa sih yang ingin mendapat saingan? Orangtuamu pun tidak. Mereka merasa bahwa anak kecilnya, hanya boleh bermanja-manja pada mereka. Bahwa, kamu juga hanya boleh sayang pada mereka.
Ini juga termasuk tanda bahwa kamu, masih anak kecil di mata mereka.
8. Memutuskan Menikah, Akan Mengejutkan Mereka
Ini mungkin puncaknya. Ketika kamu mengutarakan niat untuk menikah. Meski bahagia, pasti bahagia, terkejut juga adalah hal yang dirasakan oleh kedua orangtua. Mereka sedikit banyak pasti masih merasa khawatir dengan keputusanmu. Jangan heran jika pembicaraan ini kemudian menjadi pembicaraan yang serius.
Kamu akan disuguhi berbagai pertanyaan. Salah jawab, bisa-bisa akan berpengaruh pada penilaan orangtua terhadap kesiapanmu membangun rumah tangga. Pertanyaan, “Sudah yakin?” akan berkali-kali diajukan. Kemudian, dengan bahagia sekaligus khawatir, mereka akhirnya mengiyakan.
Di pernikahan nanti, akan kamu dapati mereka menangis bahagia, menangis tidak percaya, bahwa anak kecilnya kini sudah benar-benar tumbuh dewasa. Anak kecil mereka sudah siap bertanggungjawab atas dirinya sendiri.
Ketika itu tiba, semua kenangan masa kecilmu, akan membawamu larut dalam dunia lain. Dunia yang penuh air mata haru. Sebuah rasa bangga telah menjadi dan akan selalu menjadi anak kecil bagi mereka akan muncul tiba-tiba dan bertahan sepanjang masa.
Dan kamu, sampai kapanpun, tetap anak kecilnya, tetap putra-putrinya yang kecil dan mungil.