Cerita ini berkisahkan tentang 5 sifat yang terdampar di sebuah pulau. 5 sifat itu adalah CINTA, KEBAHAGIAAN, KESEDIHAN, KEKAYAAN, KECANTIKAN.
Kelima sifat tersebut terdampar disebuah pulau yang tak berpenghuni. Tidak ada satu orang pun yang mereka temui di pulau tersebut. Melihat suasana pulau yang nampak sepi, mereka pun merasa sangat ketakutan. Ketakutan tersebut membuat mereka bingung harus melakukan apa, supaya bisa pergi dari pulau itu.
Dari kelima sifat tersebut tidak mempunyai inisiatif apa-apa untuk menjadikan suasana pulau tersebut menjadi lebih baik.
Beberapa saat kemudian…..
Kelima sifat tersebut CINTA, KEBAHAGIAAN, KESEDIHAN, KEKAYAAN, dan KECANTIKAN mulai mencari sesuatu yang berguna untuk diri mereka masing-masing.
Pulau tak berpenghuni tersebut berada tidak jauh dari gunung. Kemudian muncul beberapa tanda yang menendakan bahwa beberapa saat lagi gunung tersebut akan meletus. Ketika mereka sedang sibuk mencari-cari cara untuk menyelamatkan diri, terdengar suara yang amat keras.
Mendengar suara tersebut, mereka pun mencari-cari asal mula bunyinya. Tidak lama kemudian, mereka tahu bahwa suara keras yang tadi terdengar berasal dari gunung meletus.
Gunung yang meletus tersebut mengakibatkan, air laut semakin lama semakin naik. Hal ini memungkinkan pulau tak berpenghuni tenggelam. Mengetahui hal itu, mereka sibuk mencari sesuatu untuk menyelamatkan diri masing-masing.
Tapi sayangnya, CINTA tidak seberuntung 4 sifat lainnya. CINTA tidak berhasil menemukan apapun untuk menyelamatkannya. Air laut sudah mulai menutupi mata kaki CINTA, namun ia belum juga menemukan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya.
Beberapa saat kemudian……..
Air semakin meninggi, ketika itu CINTA melihat KEKAYAAN sudah berhasil mendapatkan perahu untuk menyelamatkan diri. Lalu CINTA memanggilnya.
CINTA : KEKAYAAN… KEKAYAAN tolong aku, aku ingin pergi dari pulau ini tapi tak ada satu perahu pun yang tersisa untukkku.
KEKAYAAN : Maaf CINTA, perahuku sudah penuh dengan barang-barang yang nilainya sangatlah mahal.
Tanpa berpikir panjang, KEKAYAAN pun pergi meninggalkan CINTA tanpa rasa bersalah
Tidak lama kemudian, datang KECANTIKAN yang juga sudah mendapatkan perahu untuk menyelamatklan diri. CINTA pun memanggil KECANTIKAN dan berharap mau menolongnya.
CINTA : KECANTIKAN…KECANTIKAN tolong aku, aku tidak bisa berenang
KECANTIKAN : Maaf CINTA, saya kan cantik sedangkan kamu kotor. Aku tidak suka dengan hal” kotor. Aku tidak ingin perahuku yang cantik menjadi jelek, karena pakaianmu kotor.
Untuk kedua kalinya, CINTA tidak berhasil menemukan orang yang mau menolongnya. Padahal, air sudah mulai menutupi badannya.
Kemudian datanglah KESEDIHAN bersama perahunya dihadapan CINTA.
CINTA : KESEDIHAN… KESEDIHAN tolonglah aku, aku tidak mau hanyut terbawa ombak laut ini.
KESEDIHAN : Maaf CINTA, tapi saya sedang sedih. Saya ingin meratapi KESEDIHAN saya seorang diri. Maaf….
Ternyata, KESEDIHAN pun tidak bisa menolong CINTA.
Namun, tidak lama setelah itu datanglah KEBAHAGIAAN. KEBAHAGIAAN merupakan harapan terakhir CINTA untuk menyelamatkan dirinya.
CINTA : KEBAHAGIAAN… KEBAHAGIAAN tolong aku. Aku ingin selamat. Tolong…..
Namun sayangnya, teriakan CINTA tidak terdengar oleh KEBAHAGIAAN. Hal ini dikarenakan, KEBAHAGIAAN sangat merasa bahagia bisa selamat dari pulau tak berpenghuni tersebut.
Tubuh CINTA pun semakin lama tenggelam, hanya kepalanya saja yang belum terendam air. Ternyata, tidak ada satu sifat pun yang bisa menyelamatkan CINTA. CINTA pun akhirnya tenggelam, tapi tidak lama setelah itu datanglah penyelamat untuk CINTA. Penyelamat tersebut berhasil membawa CINTA ke pinggir pantai.
Ketika CINTA tersadar, dihadapannya berdiri kakek tua. CINTA pun bingung berada dimana dan siapakah penyelamat itu sebenarnya?
Lalu CINTA bertanya-tanya ke orang-orang di sekitarnya, sebenarnya siapa yang telah menyelamatkannya?
Pada akhirnya, CINTA berhasil menjawab rasa penasarannya tersebut. Ternyata, kakek tua tadi adalah penyelamatnya yang tidak lain WAKTU. Hanya WAKTU yang bisa mengerti dan menyelamatkan CINTA
Akan tetapi CINTA masih bingung kenapa WAKTU mau menyelamatkannya. Padahal teman-teman yang mengenalku saja tidak mau menolongku, tapi kenapa dia yang tidak mengenalku mau menolongku, (gumam CINTA).
Jawabannya sangat sederhana “Sebab hanya WAKTUlah yang tahu betapa berharganya CINTA”.
CINTA yang tumbuh karena rupa (KECANTIKAN/KETAMPAN) akan pudar dimakan usia. CINTA yang tumbuh karena KEKAYAAN, akan hilang karena kehidupan selalu berputar kadang diatas kadang dibawah.
CINTA yang tumbuh akan KEBAHAGIAAN dan KESEDIHAN tidak akan kekal, karena Kesenangan an KESEDIHAN dalam perCINTAan silih berganti.
Akan tetapi, CINTA yang tumbuh seiring berjalannnya WAKTU akan mampu bertahan. Hal ini dikarenakan, detik demi detik ia pergunakan untuk memahami arti CINTA yang sesungguhnya.
Keren. .