Siapa si gadis bola basket itu? Si gadis bola basket itu adalah Qian Hongyan. Julukan “si gadis bola basket” ini dilatarbelakangi oleh kecelakaan tragis yang merenggut kebahagiaan gadis kecil. Kecelakaan itu merenggut nyawa kedua orang tuanya. Lebih parahnya lagi, Qian Hongyan juga harus berbesar hati kehilangan kedua kakinya.
Ya, dokter akhirnya memutuskan untuk amputasi kedua kaki Qian Hongyan. Hal ini dikarenakan, kedua kaki Qian Hongyan mulai membusuk. Dikhawatirkan, jika tidak diamputasi, akan berakibat fatal dengan organ tubuh lainnya.
Gadis Bola Basket
Lalu, mengapa Qian Hongyan disebut sebagai si gadis bola basket? Awalnya, sang kakek khawatir melihat Qian Hongyan yang kesulitan saat berjalan.
Sang kakek terus mencari cara, agar cucunya bisa bergerak dengan mudah. Sempat terlintas untuk membelikan kaki palsu, namun sayang keterbatasan ekonomi menjadi penghalangnya.
Meski demikian, sang kakek tidak putus asa. Hingga akhirnya, sang kakek memiliki ide untuk menjadikan bola basket sebagai alat bantu Qian Hongyan berjalan. Bagaimana caranya? Caranya, yaitu dengan membelah bola basket menjadi dua. Setelah itu, sang kakek memasangkan setengah bola basket dipinggul Qian Hongyan.
Atlet Berenang
Meski punya keterbatasan dari segi fisik, namun Qian Hongyan tak pernah malu akan keadaannya itu. Justru Qian Hongyan ingin membuktikan pada dunia bahwa ia bisa sukses meski anggota tubuhnya tidak lengkap.
Awal karier Qian Hongyan dimulai pada tahun 2007. Qian Hongyan bertekad ingin menjadi perenang yang handal. Oleh karena itulah, Qian Hongyan bergabung dengan Yunnan Youth Swimming Club. Sang pelatih sempat memandang Qian Hongyan sebelah mata. Wajar saja, karena Qian Hongyang tidak mempunyai kaki untuk menyeimbangkan badan saat berenang.
Namun nyatanya, hanya dengan setengah bola basket, justru Qian Hongyan mampu berenang dengan lancar. Bahkan, di usianya yang baru menginjak 18 tahun, Qian Hongyan berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam olahraga berenang.
Hingga saat ini, Qian Hongyan tercatat berhasil meraih 3 medali emas pada 2013 dalam ajang Yunnan Para Games. Setelah sebelumnya, Qian Hongyan berhasil meraih 1 medali emas dan 2 perak pada Kejuaraan Renang Nasional untuk para disabilitas.
Meski sudah berhasil memenangkan beberapa medali, Qoan Hongyan bukan tipe orang yang mudah puas. Qian Hongyan ingin menambahkan koleksi medalinya dalam olahraga renang. Salah satu impiannya yang belum tercapai adalah memenangkan medali emas dalam olimpiade renang.
Kini, Qian Hongyan tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik. Dalam menjalani aktivitas pun kini tak begitu repot. Karena kini, Qian Hongyan sudah menggunakan kaki palsu.
Dengan begitu, ia mengganti bola basket yang ada di pinggulnya dengan dua kaki palsu. Meski begitu, Qian Hongyan tidak bisa berjalan bebas seperti orang normal pada umumnya. Maklum saja, kaki yang digunakan adalah kaki palsu.
Qian Hongyan menjadi salah satu penyandang disabilitas yang berprestasi. Awalnya, Qian Hongyan dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Banyak orang yang beranggapan bahwa orang cacat hanya akan menjadi seorang pengemis. Namun nyatanya, kini Qian Hongyan bisa membuktikan pada dunia bahwa orang cacat juga bisa sukses. Bahkan bisa lebih sukses dari orang yang lengkap anggota tubuhnya.
Sebenarnya masih banyak lagi orang-orang cacat yang mempunyai bakat luar biasa. Namun sayang, mereka kurang terekspose, sehingga anggapan miring tentang penyandang disabilitas masih ada sampai sekarang.
Nah, kita harusnya malu dengan Qian Hongyan. Sudah diberi anggota tubuh yang lengkap, namun kadang tidak menggunakannya dengan baik. Bersyukurlah kita mempunyai anggota tubuh yang lengkap. Karena kalau pun kita dihadapkan dengan masalah seperti itu, belum tentu bisa melewatinya.
Perlu mental yang kuat. Apalagi banyak ejekan atau hinaan dari orang-orang di sekitar. Hanya orang-orang yang bermental baja yang bisa lulus di ujian kehidupan ini, contohnya Qian Hongyan.
Dari kisah hidup Qian Hongyan di atas kita bisa mengambil hikmah, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Tutup Telinga
Sebagai orang yang bijak, kita memang harus menerima kritik atau nasihat dari orang lain. Namun hal ini tidak berlaku jika ucapan yang dilontarkan itu sifatnya negative, misalnya mengejek atau menghina.
Kalau ada yang melontarkan kata-kata negative pada kita, tutup telinga. Tutup telinga akan hal-hal negatif. Ambil hikmahnya saja, mungkin itu perhatian dalam bentuk yang berbeda.
2. Pantang Menyerah
Bisa itu karena terbiasa. Nah, itulah yang menjadi motivasi bagi Qian Hongyan. Awalnya ia mengalami kesulitan untuk berenang. Namun karena ketekunannya saat berlatih, ia bisa berenang juga. Bahkan Qian Hongyan bisa meraih medali emas dalam bidang olahraga renang. Menakjubkan bukan?
3. Bahagia
Bahagia itu bukan perkara uang, tapi kepuasan. Itulah pandangan Qian Hongyan akan kebahagiaan. Maklum saja, Qian Hongyan bukan berasal dari keluarga yang berada. Qian Hongyan tidak ada pikiran untuk memiliki kaki palsu. Karena baginya, tanpa kaki pun ia sudah bisa membahagiakan orang-orang disekitarnya. Jadi tak masalah, jika tak pakai kaki palsu.
Namun ternyata, prestasi Qian Hongyan dibidang olahraga renang menarik perhatian banyak orang. Sampai akhirnya ada yayasan yang bersedia untuk memberikan kaki palsu untuk Qian Hongyan.
Qian Hongyan amat bergembira ketika mendapatkan kabar bahagia tersebut. Begitu pula dengan sang kakek. Dengan kaki palsu tersebut, paling tidak Qian Hongyan bisa berjalan tanpa perlu mengesot.
Sebagai generasi muda, kita patut mencontoh semangat membara si gadis bola basket ini dalam menjalani hidup. Semua orang punya hak untuk sukses. Asalkan ada niat dan kemauan keras. Iya kan?