Pria ditakdirkan untuk menjadi seorang pemimpin, baik itu dalam kelembagaan atau dalam rumah tangga. Bahkan tidak hanya terjadi kepada manusia, bahkan hewan pun dipimpin oleh sosok jantan. Khusus untuk pemimpin dalam rumah tangga, sosok pria pemimpin haruslah bisa melakukan banyak hal layaknya pemimpin.
Dengan melakukan beberapa hal yang mencerminkan sosok seorang pemimpin tersebut, kita akan tercermin sebagai pemimpin yang bagus. Namun tidak jarang kita sebagai pria bisa melakukan beberapa kesalahan. Dengan begitu, akibatnya akan dirasakan oleh pasangan kita sendiri. Sebagai contohnya ialah pasangan kita akan menjadi tidak bagus, terutama dalam berperilaku.
Akan tetapi, hal itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena pria sebagai manusia memang tempatnya untuk salah dan khilaf. Sedikit kesalahan mungkin bisa ditoleransi. Namun semua itu akan lain ceritanya jika semua itu dilakukan secara sengaja.
Ingin tahu kelakuan apa saja yang bisa menggagalkan kamu sebagi pemimpin yang baik untuk rumah tangga? Ada baiknya kita menyimak ulasan dalam artikel berikut ini.
• Mengabaikan perintah untuk beribadah
Hidup berumah tangga tidak boleh lepas dari ibadah. Dengan ibadah pulalah yang akan menjadi benteng bagi kehidupan insan manusia. Jika manusia bisa melakukan ibadah yang rajin, hal itu akan melindungi kita semua dari malapetaka. Dalam hal kecilnya ialah terpedaya pengaruh setan yang sering menyesatkan.
Semua aturan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik sudah ada dalam kita suci umat muslim, yakni Al-Quran. Di antara semua aturan tersebut adalah menjaga ibadah dengan baik. Sebagai seorang pemimpin yang baik, sudah sepatutnya menjaga kualitas ibadah dari seluruh anggota keluarganya.
Akan tetapi, apa jadinya jika pemimpin dalam hal ini suami tidak bisa menjaga kualitas ibadah dalam keluarganya? Dapat dikatakan kita akan gagal dalam memimpin sebuah keluarga. Bahkan bukan tidak mungkin keluarga kita lambat laun akan hancur. Membimbing istri dan anak dalam beribadah adalah suatu keharusan, tanpa kecuali.
• Merokok bersama
Banyak kebiasaan yang sering dilakukan pasangan ketika masa lalu, bahkan sebelum mereka membina keluarga. Bukan tidak mungkin kebiasaan tersebut akan terbawa ketika mulai berumah tangga. Salah satu contohnya ialah kebiasaan dalam merokok.
Jika berpikir bahwa kebiasaan merokok itu hanya dilakukan oleh pria saja, salah besar. Saat ini wanita pun banyak yang melakukannya. Jika pria seorang yang melakukannya, mungkin masih bisa ditoleransi. Akan tetapi, jika pasangan tersebut melakukannya dengan bersama, rasanya itu sangat keterlaluan.
Rokok sendiri memiliki efek yang tidak bagus untuk kesehatan tubuh. Dengan segala keburukan itu, lantas didiamkan oleh pria maka itu akan menjadikan pria tersebut bukan sebagai pemimpin yang baik. Wanita yang merokok bisa memberikan banyak stigma yang buruk di mata masyarakat. Hal itulah yang seharusnya dijaga oleh pria sebagai pemimpin dalam rumah tangga.
• Membiarkan pasangan berpakaian tidak bagus
Manusia yang bagus adalah yang bisa melindungi tubuhnya dengan pakaian yang bagus pula. Bagus di sini bukan dalam artian pakaian yang mahal dan bermerek. Melainkan pakaian yang bisa menutupi auratnya. Baik itu untuk pria ataupun wanita. Khusus untuk wanita, aurat meliputi seluruh bagian tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan.
Dengan alasan itulah kita sebagai pemimpin bisa melindungi pasangan kita, terutama dari pandangan yang tidak bagus. Dengan pakaian yang serba terbuka, tentu itu akan mengundang banyak reaksi tidak bagus. Dari sanalah godaan setan begitu nyata.
Pasangan kita mungkin saja lupa akan hal itu. Lalu, jika kita sebagai pemimpin juga lupa atau bahkan membiarkan itu terjadi, kita belum pantas disebut sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Pemimpin yang baik adalah yang selalu mengingatkan pasangannya akan hal yang tidak bagus.
• Lepas kontrol dari harta dan gadget
Dengan harta yang melimpah, itu akan memudahkan kita melakukan banyak hal. Kita bisa liburan ke berbagai tempat ataupun bergunta ganti peralatan. Dalam hal ini adalah perangkat gadget. Hal tersebut bisa berlaku untuk siapa saja, tidak terkecuali dengan wanita.
Jika wanita kerap melakukan hal tersebut, mungkin itu bisa dikatakan sebagai naluri wanita yang sulit untuk diubah. Akan tetapi, dengan seringnya melakukan hal demikian, justru itu dapat mendekatkan mereka kepada gaya hidup yang boros. Sikap boros itulah yang tidak disukai oleh Tuhan.
Untuk itu, jika kita sebagai pemimpin membiarkan pasangan mengalami hal in, sudah sepatutnya diperbaiki. Meskipun kita memiliki kelebihan harta, hal tersebut tidak seharunya dilakukan. Penggunaan harta, khususnya untuk memenuhi keinginan dalam gadget tersebut haruslah dikontrol. Memberi sedikit pengertian dan mengalihkannya kepada amal jariyah, bisa membantu untuk mengubah kebiasaan tersebut.
• Membiarkan pasanganmu menjadi “wanita malam”
Malam hari mempunyai konotasi yang kurang bagus, baik untuk pria ataupun wanita. Terlebih untuk wanita sendiri, malam adalah sesuatu yang seharusnya dihindari. Malam pulalah yang bisa mendekatkan wanita kepada bahaya, dibanding dengan siang hari. Untuk itulah, peran serta pria sebagai pemimpin akan terlihat ketika menyikapi masalah ini.
Wanita malam memang akan mempunyai stigma negatif, namun sosok “wanita malam” tidak selamanya. Sosok “wanita malam” bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satuya ialah tuntutan pekerjaan. Banyak wanita yang keluar di malam hari untuk bekerja. Contohnya ialah seorang karyawan.
Jika pasangan kita berada dalam situasi demikian, kita sebagai pria bisa dikatakan gagal dalam menjadi pemimpin. Ada dua hal yang menguatkan pendapat demikian. Pertama, wanita tidak diwajibkan untuk bekerja karena itu tugas seorang pria. Kedua, jikalau harus bekerja maka waktu yang terbaik adalah siang hari. Itupun dengan jadwal pulang yang tidak terlalu larut.
• Tidak memberikan helm ketika bermotor
Ada banyak perlindungan yang dilakukan oleh pria sebagai seorang pemimpin. Bukan hanya perlindungan yang sifatnya besar, namun dengan perlindungan yang kecil sekalipun itu akn berdampak besar. Salah satunya adalah pemakaian helm ketika berkendara.
Helm merupakan sosok yang sangat penting ketika bermotor. Banyak kita lihat pasangan yang hanya memakai helm untuk pengendara saja, tetapi yang dibonceng tidak memakainya. Hal tersbeut memang terlihat sepele, namun jika kecelakaan terjadi maka itu akan menjadi besar.
Pemimpin yang baik adalah memberinya helm ketika bermotor. Jarak jauh atau dekat bukanlah persoalan. Faktor keselamatan untuk pasangan adalah yang paling utama.
• Terus menerus membiarkan memakai kerudung yang tidak sesuai
Beberapa bulan ke belakang muncul fenomena jilboobs yang heboh. Fenomena tersebut memang kenyataan yang sekarang terjadi di masyarakat. Atas dasar fashion yang menarik itulah banyak wanita yang nyaman dengan model seperti itu. Lebih parah lagi jika kita sebagai imam membiarkan pasangan kita ada dalam keadaan tersebut.
Islam sendiri telah memberikan aturan yang jelas mengenai pemakaian kerudung. Dengan adanya aturan tersebut, itu yang akan melindungi kaum wanita. Lalu, begitu pasangan kita tidak menuruti aturan tersebut maka kitalah sebagai pemimpin yang disalahkan. Mengapa tidak bisa membimbing pasangan kepada jalan yang benar.
Untuk itu, tata berpakaian yang rapi dan sopan dalam berkerudung harus ditaati. Jika pasangan lupa maka kitalah yang berhak memberitahunya. Jika perlu lakukan peneguran.
Itulah 7 hal yang bisa membuat pria gagal menjadi seorang pemimpin. Ada hal yang kurang? Ataukah setuju dengan ketujuh hal tersebut? Silakan share di kolom comment berikut ini.