Cara menjadi penulis adalah menulis. Mengapa? Karena penulis adalah orang yang menulis. Namun demikian, penulis yang dimaksud bukan berarti menulis dengan menyusun kata atau angka sekedarnya saja, melainkan juga menyusun sebuah gagasan dalam bentuk bacaan. Dimulai dari susunan huruf, sukukata, kata, kalimat, paragraf, dan menjadi suatu wacana.
Lalu, bagaimana cara menulis? Nah! Banyak yang ingin menulis tapi bingung harus memulai dari mana. Jawabannya sama: dimulai dengan menulis.
Menulislah walau satu kalimat!
“Menulis satu kalimat? Kalimat seperti apa yang harus saya tulis?”
Tulislah apa saja yang terlintas dalam pikiran Anda karena pada hakikatnya, menulis adalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan. Serupa dengan berbicara, yakni menuangkan gagasan secara lisan. Sama-sama menuangkan gagasan, bukan? Ini menunjukkan betapa berharganya sebuah “gagasan”. Maka, jangan biarkan gagasan dalam pikiran Anda hilang begitu saja.
Anda perlu menuliskan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan, dalam bentuk kalimat. Nah! Cara menjadi penulis yang pertama ini sudah terjawab kemudahannya kan? Tulislah sekarang!
“Kenapa gagasan harus ditulis? Kenapa tidak dilisankan saja?”
Karena Anda hendak menulis, jadi, ya, ditulis. Hehe…
Sebenarnya, meski sama-sama menuangkan gagasan, menulis dan berbicara juga memiliki perbedaan. Bedanya, kegiatan menulis jauh lebih kompleks dibanding berbicara. Ketika menulis, kita juga berbicara dalam hati untuk menegaskan kembali sambil menulis atau mengetik. Saat menulis atau mengetik, kita juga membaca tulisan kita. Saat membaca, tentu pikiran kita mengolah kembali apa yang kita tulis. Jadi, saat menulis, pikiran kita kerja berkali-kali lipat dibanding dengan berbicara.
Bukan berarti menulis itu rumit. Ya, memang rumit kalau hanya dibayangkan kerumitannya, yang terjadi justru tidak ada tulisan yang tercipta karena sibuk membayangkan kerumitan menulis.
Sudah saatnya action: membiasakan diri untuk menulis dan terus menulis. Kebiasaan itu dimulai: SEKARANG!
Bawa Catatan ke Mana pun
Cara menjadi penulis selanjutnya adalah berjanji untuk membiasakan menulis. Bila sudah berjanji, tentu media untuk menulis harus siap sedia di mana pun kita berada. Media menulis bisa dalam bentuk buku kecil yang mudah dibawa ke mana-mana atau yang paling gampang adalah menulis di handphone. Handphone sudah menjadi separuh jiwa Anda yang selalu dibawa ke mana pun, bukan? Dengan demikian, Anda lebih mudah membiasakan diri untuk menulis.
Maju Terus Pantang Mundur
Menulis.
Berhenti sejenak.
Hapus satu kata,
dua kata,
satu kalimat.
Hapus semua.
Kalau pola menulis Anda seperti itu, tulisan Anda tidak akan pernah tercipta. Jelas! Karena sudah Anda hapus semua. Hehe.
Sudahlah, percaya diri saja! Menulislah secara mengalir. Bersahabatlah dengan pikiran Anda. Percayalah bahwa gagasan dalam pikiran Anda adalah sesuatu yang bermutu dan pantas untuk ditulis. Jangan berhenti menulis sampai semua gagasan dalam pikiran Anda terungkap semua dalam bentuk tulisan.
Bacalah!
Cara menjadi penulis paling penting: Membaca. Menulis tidak terlepas dari membaca. Sebelum menulis, kita harus membaca. Setelah menulis, kita pun harus membaca.
Sebelum menulis, gagasan dalam pikiran kita perlu didukung dengan wacana-wacana lain. Ini menunjukkan kalau dalam menulis butuh membaca. Bahkan, jika tidak ada inspirasi untuk menulis, maka membacalah!
Setelah menulis, kita juga masih harus membaca. Ya, membaca kembali tulisan kita. Penulis yang baik adalah bersedia membaca tulisannya sendiri. Kan enggak lucu, menulis sesuka hati kemudian menutup mata tidak mau membaca tulisan sendiri. Ada, lho! Iya, tidak mau membaca ulang tulisannya kembali karena tidak mau menderita, hehe.
Membaca kembali tulisan kita sangatlah penting. Dengan membaca, kita bisa sekaligus mengoreksi tulisan kita, barangkali ada yang salah dalam menyampaikan gagasan atau salah penulisan ejaan. Ketika membaca kembali tulisan Anda, Anda bisa menghapus yang tidak perlu atau menambah yang perlu ditambah. Tapi, ingat! Jangan dihapus semua, ya?
Share!
Bila sudah menulis, bagikan tulisan Anda! Pastikan ada yang membaca tulisan Anda.
“Malu, ah!”
Duh, kalau malu, kan kasihan tulisan itu, ditulis tapi tidak dibaca. Kalau masih malu-malu, bagikan tulisan Anda ke orang terdekat. Jangan lupa minta kritik dan saran. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi Anda.
Jika sudah membiasakan menulis dan berbagi tulisan, bisa dipastikan berbagi tulisan akan menjadi kebutuhan Anda.
Semua butuh proses. Cara menjadi penulis ini akan sangat berhasil jika Anda berpegang teguh pada satu prinsip: Membiasakan diri untuk menulis.
Selamat menulis dan menjadi penulis!