Perihal Kita, Aku dan Kamu

Tolong beritahu bagaimana mungkin memori otakku mampu mengingat segala perkara rasa tentangmu.

Satu

Lesung pipit. Ya, lesung pipi di pipi kananmu. Momen yang terjadi ketika ada lekukan senyum kecil di bibirmu yang dilengkapi dengan suara nyaring dari gelak tawamu. Semua itu begitu familiar di kupingku, bahkan menjadi rutinitas sehari-hari yang paling aku tunggu.

Mungkin bagi orang lain, lesung pipitmu adalah bukan hal istimewa. Namun tidak demikian bagiku. Melihat lesung pipit adalah cara sederhanaku untuk bahagia

Dua

Perbedaan yang memberi warna dalam hidup. Seratus tujuh puluh sentimeter tinggi badanmu tak menjadi penghalang untuk menyentuk kening seratus lima puluh sentimeter milikku.

Justru sekian puluh sentimeter jarak itu memudahkan lenganmu untuk merengkuh dan menuntun tubuhku kemanapun tujuannya. Tanpa kamu sadari, hal kecil itu membuat aku terus mengeja akan rasa kita. Kita, aku dan kamu.

Tiga

Memiliki. Kalimat terakhir yang selalu terngiang di telingaku adalah perihal memiliki. Kebanyakan orang menyebut bahwa hidup akan baik-baik saja selama aku dan kau tetap menjadi kita. Namun bagiku tidak seperti itu.

Bagiku, kamu ibarat puzzle yang penuh dengan teka-teki. Teka-teki tentang perasaan. Aku dan kamu ibarat pemeran utama dalam skenario Tuhan. Kita hanya mampu menerka-nerka tentang nasib kita di masa depan. Sementara akhir ceritanya ada di tangan Tuhan. Entah berakhir atau berlanjut ke episode selanjutnya.

Empat

Doa. Lagi, lagi, dan lagi, kamu meletakkan namaku, setiap kali berdoa. Percaya atau tidak? Dari setiap kata yang kita udarakan, ada ribuan malaikat yang melihat. Ribuan malaikat mengamini setiap doa yang kita panjatkan.

Jadi, bila segelintir orang berkata pertemuanlah yang membuat aku dan kamu terus menjadi kita, itu salah. Justru doa-lah yang mampu mendekatkan dua hati yang jauh. Dan aku percaya itu. Namun, jika pada akhirnya kamu tidak denganku, mungkin ada orang lain yang jauh lebih kuat mendoakan.

Lima

Melupa. Terhitung sejak mengenal dirimu, aku tak tahu bagaimana caranya melupa. Kata ibuku, melupa merupakan satu hal yang akan aku pahami dengan sendirinya. Dengan atau tanpa dibantu oleh guru manapun.

Namun sampai detik ini, aku belum tahu bagaimana rasanya melupa. Tak terkecuali melupa tentangmu. Bagaimana aku bisa melupa jika kau serupa oksigen yang aku hirup dengan bebasnya. Jadi, bagian mana yang harus aku lupa tentangmu.

Aku sadar, hidup tak melulu soal bahagia. Tetapi bagiku, bahagia tidak harus terlahir dari hal-hal yang luar biasa. Karena ketika bahagia dikemas dalam satu paket yang isinya tiga kurasa cukup. Bahagia yang terdiri atas Tuhan, kamu, dan semesta.

Leave a Comment