Muse Kembali Memiliki Cerita di Balik Album Barunya, Drones!!

Drones!! Merupakan album ke 7 Muse yang dimotori oleh Matthew Bellamy sang vokalis. Grup band asal Britania Raya ini berhasil merilis album ke 7-nya pada 8 Juni 2015 lalu. Album ini pun memiliki cerita tersendiri. Mau tahu cerita apa di balik album Drones Muse ini? Berikut cerita di balik album Drones milik Muse.
Sebelumnya, seperti yang diungkapkan oleh sang vokalis Matt Bellamy (sapaan akrab Matthew Bellamy) dalam wawancaranya kepada majalah Q, dalam album terbarunya yang bertajuk Drones, Matt tidak banyak memasukkan lagu yang bertema cinta, dari beberapa lagu di dalam album ini, hanya lagu Dead Inside yang bertemakan cinta. Lagu ini pun terinspirasi dari percerainnya dengan Kate Hudson, sang isteri. Selebihnya, merupakan lagu-lagu yang mewakili pengalaman hidup dirinya.
Matt kemudian mengatakan bahwa dari setiap lagu di dalam album Drones memiliki keterkaitan yang kemudian membentuk satu kisah dari kehidupan seseorang. Marry dan sang Pria Diktator, merekalah yang menjadi tokoh utama dalam album Drones ini.
Marry diceritakan memiliki kisah yang diawali oleh lagu Dead Inside hingga lagu Aftermath, kemudian kisah sang Pria Diktator diawali oleh lagu The Globalist hingga Drones. Keseluruhan lagu dari dua kisah ini pada dasarnya memiliki makna yang  sama, yaitu tentang patah hati seorang wanita dan pria. Namun memiliki cara berbeda dalam meluapkannya, sang wanita yang lebih memilih larut dalam kesedihan, sementara sang pria yang memilih menjadi diktator juga penyiksa.
Melihat kisah pertama yang diawali oleh lagu Dead Inside-Psycho-Mercy-Reapers-The Handler-JFK-Defector-Revolt-Aftermath. Sesuai urutan lagu tersebut, diceritakan bagaimana Marry yang kehilangan seseorang yang dicintai hingga diriya putus asa dan tenggelam dalam kegelapan yang kemudian membawanya bertemu dengan Drill Sergeant (pihak militer) sebagai tokoh yang berhasil mencuci otak Marry untuk tidak percaya lagi pada cinta.
Selanjutnya, Marry mati rasa dan menjelma menjadi seorang pembunuh gila di bawah kontrol penuh pihak militer. Namun perlahan, di dalam lagu Mercy, Marry pun mulai tersadar telah kehilangan dirinya hingga Marry mulai melawan pihak-pihak yang telah mengontrolnya.

Di lagu selanjutnya (Reapers) Marry kehilangan empati dan memutuskan untuk berperang dengan semua yang menjadi musuhnya. Kemudian di lagu The Handler, Marry benar-benar memberontak. Hingga di lagu JFK perubahan mulai terjadi, dan di lagu Deftector, Marry terbebas dengan mendapatkan kembali hidupnya. Berakhir di lagu Revolt, Marry mulai percaya diri yang disusul lagu Aftermath, Marry pun menemukan kembali seseorang untuk dicintai serta bersama utnuk tidak sendirian lagi.
Kisah kedua menceritakan hal yang sama, hanya saja ini dialami oleh seorang pria, dialah sang Pria Diktator. Jika Marry terjebak dalam kegelapan serta dikontrol, pria ini memilih menjadi diktator yang menjadikan semua orang tersiksa karena rasa sakit hatinya.
Dimulai dari lagu The Globalist yang menceritakan kejayaan dan kehancuran tokoh utama dan sang Diktator. Di sini diceritakan tentang tokoh utama yang menentang namun berhasil diyakinkan oleh sang Diktator dengan menjadikannya seorang panglima serta memberikan seluruh kekuatannya kepada pria tersebut yang berlanjut pada penghasutannya pada pria tersebut untuk menghacurkan seluruh dunia dengan menyebarkan bom.
Setelah kehancuran, kedua diktator pun menyesali semua perbuatannya, kemudian mereka mengatakan sesuatu untuk membuat diri masing-masing terhibur “It’s gone, you know it’s gone for good” sesuai salah satu lyric yang ada di dalam lagu the Globalist.
Cerita pria yang menjadi diktator ini pun berakhir di lagu Drones, yang menggambarkan tentang penghakiman dari jiwa-jiwa korban yang diakhiri oleh kata “Amin”.

Itulah cerita dibalik album ke 7 Muse, Drones. Kita tunggu saja album-album Muse selanjutnya serta cerita di balik setiap albumnya.

Leave a Comment