Setiap orang tentu menginginkan sebuah pernikahan yang berkesan dan tidak pernah dilupakan oleh pasangan tersebut. Baik wanita atau pria, menginginkan pernikahan seperti itu memang menjadi hal yang lumrah. Namun tidak jarang pernikahan tersebut membuat orang lain berpendapat beragam. Pendapat tersebut bisa berupa kagum atau bahkan mencibirnya.
Pernikahan yang diidamkan tersebut salah satunya ialah dengan menggelar pesta yang sangat mewah. Ketika konsep mewah tersebut diselenggarakan maka akan banyak biaya yang dikeluarkan. Hal itu terlihat ketika banyak pasangan pengantin menggelar pernikahnnya di banyak negara. Atau ada juga yang menggelar pernikahan tersebut di tanah suci Mekkah. Semua itu memang sah-sah saja, terlebih mereka mempunyai kemampuan untuk melakukannya.
Namun pertanyaannya adalah sejauh mana mereka akan bersanding dalam rumah tangga tersebut? Bukannya ingin menjadi hakim untuk manusia yang melakukan sebuah pernikahan mewah, tetapi di sini hanyalah sebuah dorongan untuk melakukan hal yang baik.
Sikap bermewah-mewahan merupakan sikap yang sangat tidak disukai oleh Tuhan. Apalagi jika hal itu terjadi ketika dalam melaksanakan pernikahan yang sarat dengan ibadah. Imbasnya tidak jarang dari mereka yang akhirnya berpisah. Tentu itu akan sangat disayangkan, bukan.
Mewah bukan jaminan suatu kelanggengan
Menikah secara mewah secara kasat mata memang akan memudahkan mereka melakukan apa saja. Kemudahan dalam memenuhi semua keinginan bisa dilakukannya dengan sekejap mata. Banyak deretan kendaraan bagus yang terpajang di garasi untuk sang pengantin.
Jaminan rumah besar juga selalu tersaji di depan mata, lengkap dengan makanan enak dan mahal. Liburan ke luar negeri pun secara rutin dilakukannya demi ingin membahagiakan pasangan. Namun benarkah kemewahan tersebut akan menjadi jaminan langgengnya suatu pernikahan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya jika ditanyakan kepada diri kita masing-masing. Dari adanya pernikahan tersebut, apakah sudah ada landasan yang kuat agar pernikahan tersebut langgeng? Landasan tersebut tentu saja bersandarkan kepada agama dan iman.
Beberapa kasus sering kita lihat di Indonesia dengan banyaknya publik figur yang berpisah pascapernikahan mewahnya. Memang pernikahan mewah tersebut tidak bisa kita jadikan patokan bahwa langgeng atau tidaknya tidak bisa didtentukan dari pernikahan yang hanya satu hari. Namun kejadian tersebut adalah ada tidaknya landasan iman yang kuat dari mereka.
Jika iman yang kuat sudah terpatri dalam diri, tentu mereka akan mengedepankan eratnya pernikahan. Sejauh dan seberat apa pun cobaan itu, pernikahan tidak seharusnya runtuh. Namun semua itu kembali lagi ke awal sebelum melangsungkan pernikahan tersebut.
Mewah atau tidaknya suatu pernikahan, keimanan seseoranglah yang akan menentukan pascapernikahan tersebut. Iman pulalah yang akan menggerakkan pengantin untuk menggelar pernikahan tersebut. Karena jika mengutamakan keimanan, tentu materi tidak akan menjadi suatu persoalan, terlebih untuk menggelar pesta pernikahan yang megah.